50. Pelabuhan Terakhir (END)

15 4 0
                                    



Niko dengan gugup mendesis kencang, melipat bibirnya ke dalam lalu menatap tajam ke depan.

"Mira! Mau gak jadi pacarku!" Ucapnya kencang didampingi dada yang berdegup beberapa kali.

Niko menghela napas berat, berhenti menatap cermin di kamarnya sembari menyesali keberaniannya yang tak kunjung timbul saat akan menyatakan perasaannya pada Mira. Ia pun duduk di kasur, menatap langit-langit kamar dan berkata pada dirinya sendiri.

"Kalau dia gak mau, kaya mana, ya?" Katanya pesimis. "Bisa-bisa dia malah menjauh," Sambungnya.

Ocha yang mendengarnya dari balik pintu langsung berkomentar. "Kak! Belum dicoba juga udah mikirin gagal!"

"Diam anak kecil! Kau gak tau apa-apa!" Sosor Niko dengan nada kesal.

"Cih! Aku berusaha membantu, bung!" Balas Ocha yang tak kalah kesalnya.

Sudah satu semester lamanya Niko menahan-nahan perasaannya pada Mira, lagi pula semuanya juga tau kalau ia tertarik pada gadis pintar berambut coklat emas tersebut. Selain ramah dan cerdas, Mira juga sangat perhatian pada banyak orang, terutama pada Niko.

Beberapa kesempatan untuk menembaknya sirna, karena keberaniannya mendadak hilang saat berada di momen yang tidak tepat, dan malah membuat momen itu menjadi memalukan.

Ia berbaring di kasurnya, membuat janji untuk kesekian kalinya. "Besok, aku harus berani!" Ucapnya penuh kegigihan.

***

Keesokan harinya, di kelas gabungan Bahasa Inggris. Niko, Jovian, dan Olivia berada di kelas yang sama. Ketiganya duduk berdekatan sembari bercerita layaknya sahabat.

"Jadi kaya mana? Udah 10 kali, loh! Gak ada kemajuan!" Sindir Olivia untuk Niko.

"Ah! Bukannya gampang!" Balas Niko yang langsung menjatuhkan kepalanya ke atas meja. "Situasinya gak pas! Gak sama kaya Kouko dulu!"

Olivia menggeleng-gelengkan kepalanya, memberikan nasehat sederhana. "Kalau kau terus nyamakan Mira sama Koukopedia, gak ada artinya! Mereka beda, tau!"

"Aku tau!" Niko sedikit menggerutu dan berangan-angan. "Ajak nikah, kira-kira Mira mau gak, ya?"

Jovian langsung cekikikan mendengarnya. "Pfft ... sorry kelepasan, hehe.."

"Jovi! Gak lucu!" Tegur Olivia dengan ekpresi marah.

Setelah kelas Bahasa Inggris berakhir, ketiganya lanjut duduk di bangku koridor dan membahas soal hubungan Niko dan Mira yang menggantung. Walau sudah setahun bersama, tapi rasa canggung terus menghantui Niko saat bersama Mira belakangan ini.

Di saat-saat seperti ini, Olivia sempat bernostalgia, di mana ia pernah membawa Kouko ke toko buku dan mengajarinya tentang cinta. Bahkan Olivia senyam-senyum ketika mengingatnya.

"Niko, dulu kaya mana kau nembak Koukopedia?" Tanya Olivia spontan.

Niko terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba itu, ia pun mencoba memutar memorinya. "Yah.. waktu itu pas sore hari, di koridor lantai 2,"

"Terus?" Pinta Olivia.

"Terus.. entah kenapa tiba-tiba keberanianku muncul dan langsung nembak Kouko waktu itu juga," Niko tersenyum haru mengingat momen indah itu, ia pun melanjutkan. "Awalnya Kouko gak 'ngeh', tapi pas dia tau, wajahnya langsung merah,"

"So sweet.. terus?"

"Dia meluk, terus marah-marah," Ucap Niko penuh kerinduan.

Olivia tersenyum lebar mendengarnya, mengingat sang teman yang sudah berada di alam sana. "Yah, memang Koukopedia banget!"

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang