23. Festival Sekolah

23 4 3
                                    


Dalam suasana riang gembira, Niko, Kouko, Olivia, dan Jovian berjalan bersama ke rumah Kouko. Mereka membagi cerita dan tawa, mengobrol tentang rencana mereka untuk membuat roti bakar spesial yang akan mereka jual di Festival sekolah.

Langkah mereka ringan, dipenuhi antusiasme untuk meraih momen berharga bersama. Ketika sampai di rumah Kouko, aroma segar nan harum dari pewangi ruangan menyambut kedatangan mereka. Keempatnya duduk di sofa, berdiskusi mengenai bahan yang akan mereka beli.

"Roti yang bagus cuma dijual di toko roti depan kafe!" Tegas Olivia.

"Kenapa harus di sana? Kan ada yang lebih murah?" Tanya Jovian lalu memberi saran. "Intinya, banyak yang murah dan bagus. Jadi gak perlu repot-repot cari yang mahal!"

"Ada harga, ada kualitas 'kan?" Sela Kouko.

Olivia mengangguk, kini terbagi dua kubu yang saling berlawanan. "Yup! Koukopedia benar! Ada harga, ada kualitas!"

"Cih! Itu pemborosan namanya!" Ketus Jovian rada kesal.

Karena tak kunjung mereda, Niko turun sebagai penengah, apalagi dia juga sudah memprediksi hal ini bakal terjadi. Dia menjauhkan Olivia dan Jovian beberapa jarak, lalu memberikan solusi dari permasalahan itu.

"Ok! Mungkin betul, karena ada harga ada kualitas." Kata Niko.

"Yes!" Sambung Olivia dengan tatapan sinis ke Jovian.

Niko melirik Jovian yang seperti tak menerima usulan Niko. "Tapi Jovi juga betul, di sini kita harus menekan biaya produksi."

"Haha!" Jovian terkekeh, lalu menunjuk Olivia. "Makan tuh ada harga ada barang!"

"Cih! Ngajak berantem?!" Balas Olivia yang tersulut emosi.

"Hey! Sudah!" Niko mengusap wajahnya, lalu kembali memberi saran. "Aku pikir, toko roti gak cuma ada di depan kafe. Soalnya, aku sama Kouko waktu itu, pernah beli roti melon di toko yang ada di taman kota."

"Iya! Roti melonnya enak!" Sosor Kouko penuh kegirangan.

"Bukan waktunya bahas roti melon! Honey!" Tegas Niko pada pacarnya.

Keempatnya terdiam, saling memikirkan hal itu matang-matang. Pasalnya, tidak hanya roti yang harus mereka beli, melainkan masih banyak bahan lain. Setelah beberapa saat, Kouko mengangkat tangannya, ketiganya pun memperhatikan gadis pirang itu.

"Aku punya saran."

"Apa itu, Honey?" Tanya Niko.

"Bagaimana, kalau yang murah dibuat istimewa?"

Jovian mengernyitkan dahinya, mengeruk kembali saran Kouko. "Tu-Tunggu? Yang murah jadi istimewa?"

"Iya!" Kouko mengangguk, lalu menatapnya dengan pandangan sayu. "Misalnya, kita beli roti yang murah, lalu kita padukan sama selai mahal."

"Yah.. gak salah sih," Sela Olivia. "Mungkin yang ini masuk akal!"

Niko menjentikkan jarinya. "Bagus! Kita udah sepakat 'kan?"

Ketiganya mengangguk bersama-sama di hadapan Niko. Tanpa berlama-lama, Kouko dan Olivia membeli bahan-bahan yang dibutuhkan, sedangkan Niko dan Jovian menyiapkan keperluan untuk membuat roti bakar.

Pukul 13:30, Olivia dan Kouko kembali dari berbelanja. Kouko langsung meletakkan kantong belanjaan di atas meja makan. Setelah di cek, semuanya sudah sesuai apa yang harus mereka beli.

"Ok! Ok! Karena roti bakar sarapanku, jadi kalian beruntung ada aku di sini." Kata Jovian menyombongkan diri.

"Orang elit memang gak bisa makan nasi!" Sindir Olivia sambil mengeluarkan bahan-bahan dari kantong belanjaan.

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang