Semenatar itu di sebuah rumah bernuansa abu, rumah yang tidak terlalu mewah dan besar tapi tidak juga sederhana, tidak banyak mobil parkir di rumah tersebut, hanya ada satu kendaraan dan itupun seperti sudah usang.
Rumah yang sederhana tapi cukup indah karena kehangatan di dalamnya, kehangatan yang selama ini di dambakan sosok anak laki-laki di dalam sana.
"baby, apa kau yakin kau akan lanjutkan kuliah mu di kota? Jika kau keberatan, papa tidak masalah untuk membiyai kuliahmu di sini sayang, kau tidak perlu ambil beasiswa itu" ujar seorang pria bernama Park Jaeboom tapi lebih sering di panggil JB (jibi) tersebut.
Park JB atau dokter JB, dia adalah seorang dokter psikiater, sebenarnya dari penampilan sehari harinya dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang dokter karena dia lebih senang terlihat santai.Awalnya dia sama sekali tidak tertarik pada bidang ini dia bahkan tidak minat sama sekali, tapi karena mendiang ayahnya meminta JB untuk menjadi seorang dokter psikiater terpaksa JB menuruti permintaan ayahnya tersebut yang memang juga seorang ahli psikolog.
Jika dulu JB menyesal mengambil jurusan ini, tapi sekarang justru dirinya merasa bersyukur dan sangat berterimaksih sekali pada ayahnya di syurga sana, karena jika saja JB tidak menuruti wasiat itu mungkin sekarang JB tidak akan bisa membantu anak malang yang mentalnya sudah terguncang sangat dalam ini.
Anak laki laki yang sekarang tengah dia usahakan untuk kesembuhannya, anak laki laki yang mewarnai hidupnya, anak laki-laki yang membawanya ke cinta lamanya.
"Papa tidak perlu khawatir, dy akan tetap ambil beasiswa itu, bukankah ini pencapaian dy yang bagus papa?" ucap jisung
Ralat! Maksud ku andy
KAMU SEDANG MEMBACA
JIE story Season 2 (I'am not a Jie)
Teen FictionKEHIDUPAN KEDUA "aku tidak ingin kembali, aku sudah bahagia, tolong jangan rebut kebahagiaan ku lagi" "biarkan aku egois untuk kali ini" Ini memang kehidupan kedua tapi bukan berarti ada kesempatan kedua, karena kesempatan kedua itu sudah lama be...