Keesokan harinya...
Seperti hari biasanya jisung tentu akan tetap masuk kuliah,
Dia tidak peduli dengan jeno yang setiap hari pasti selalu kesana, walau dongkol karena setiap hari dia harus berdebat dulu dengan jeno, tapi jisung tidak peduli!Dia akan tetap menjalani semua aktifitasnya, karena tujuan awal dia datang ke kota ini lagi ya untuk kuliah dan menggapai cita-citanya agar bisa membalas semua kebaikan tara mamanya.
Jisung juga selalu menghindari chenle, tapi sepertinya bukan hanya jisung yang menghindar, melainkan keduanya sama-sama saling menghindar satu sama lain.
Jisung yang menghindar dari chenle karena memang dia tidak ingin berdebat dengan chenle atau membahas apapun dengan chenle yang mungkin saja bisa berpengaruh pada kuliahnya nanti.
Jujur saja jisung tidak bisa membeci chenle, hanya chenle! Hanya dia yang tidak bisa jisung benci sedikitpun, jisung juga tidak tau kenapa bisa seperti itu.
Entah karena dulunya jisung dan chenle itu sangat dekat dan bersahabat, bahkan sebelum jisung tau jika chenle adalah saudaranya pun chenle sudah seperti saudara terbaiknya.
mereka melalui suka duka bersama, chenle yang selalu mendukung jisung dalam keadaan apapun dan selalu jadi garda terdepan jisung saat dulu di bully oleh para hyungnya, atau karena jisung mewajarkan emosi chenle saat mendorongnya kala itu, entahlah jisung tidak tau kenapa perasaanya seperti itu.
Jisung memang marah karena chenle tidak jujur padanya tentang peristiwa itu, tapi marahnya pada chenle tidak bisa membuatnya membenci chenle sedalam dia membenci keluarganya.
Sedangkan chenle menghindari jisung karena dia takut salah bicara lagi pada jisung, kondisi dia belum ingat apapun, dia hanya tau cerita yang di ceritakan keluarganya saat di restoran kala itu.
Jujur chenle juga masih tidak tau harus berbuat apa, semuanya sangat tiba-tiba, jika dulu chenle sangat menggebu-gebu ingin tau masalalunya, tapi setelah dia tau semuanya justru membuatnya tidak bisa berbuat apa apa.
Mengetahui jika dirinya memang alasan penyebab kepergian jisung seperti yang selama ini di bilang jiena padanya saja membuatnya merasa bersalah.
Apalagi sekarang dia tau jika dirinya sendiri juga pernah mendorong jisung hingga koma, bukankah itu kejahatan? Bukankah itu juga termasuk kriminal? Chenle terus berfikir sejahat apa dia pada jisung dulu.
Mencelakai dan mengkhianati jisung sebagai sahabat sekaligus saudara kandungnya sendiri, jika chenle jadi jisung mungkin chenle akan bersikap sama seperti yang dilakukan jisung sekarang.
Chenle ingin meminta maaf pada jisung, tapi untuk menatapnya saja sekarang chenle sama sekali tidak berani, dia benar-benar merasa sangat bersalah pada jisung.
Terlebih lagi dia pernah mengatakan secara terang-terangan jika dia sangat membeci adiknya yang tak lain jisung sendiri, chenle benar-benar sangat prustasi memikirkan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIE story Season 2 (I'am not a Jie)
Fiksi RemajaKEHIDUPAN KEDUA "aku tidak ingin kembali, aku sudah bahagia, tolong jangan rebut kebahagiaan ku lagi" "biarkan aku egois untuk kali ini" Ini memang kehidupan kedua tapi bukan berarti ada kesempatan kedua, karena kesempatan kedua itu sudah lama be...