Suara ketukan sepatu terdengar saat Seulgi berjalan masuk ke dalam rumahnya. Dia melepaskan jas dan dasinya kemudian memberikannya pada seorang pelayan wanita yang menyambutnya.
"Papa!!"
Dia menoleh dan melihat seorang anak laki-laki berlari ke arahnya dengan sangat antusias. Ditangan kecilnya itu terdapat secarik kertas dengan gambar berupa empat orang dengan fisik yang berbeda. Itu terlihat seperti sebuah keluarga bahagia yang lengkap.
Seulgi menggendong pangeran kecil itu kemudian meneliti gambar tersebut.
"Apa ini?""Ini Papa, Al, Minji dan Mama!" antusiasnya saat menunjuk satu-satu gambar yang dia buat.
Sebuah senyuman kecil muncul di bibir Seulgi. "Good job. Dimana Minji?"
Anak kecil itu malah menaruh jari telunjuk di bibirnya, "Sttt..Minji sedang tidur."
"Tidur? Tidak biasanya dia sudah tidur." ucap Seulgi lalu menurunkan anak itu.
"Minji bilang tadi kepalanya sakit."
Kedua manik Seulgi membulat, tanpa pikir panjang dia langsung berjalan menuju kamar. Banyak mainan berserakan di lantai sedangkan di atas ranjang ada seorang anak perempuan sedang tertidur disana.
Seulgi mendekatinya lalu mengecek kening dan lehernya yang ternyata terasa hangat.
"Kenapa kau tidak mengatakannya pada bibi?" Seulgi menatap putranya sesaat kemudian beralih melepaskan beberapa kancing atas baju anak perempuan itu.
"Minji melarangku, dia bilang dia hanya perlu tidur sebentar." anak laki-laki itu mengerucutkan bibirnya.
Seulgi menghela napas kemudian memanggil pelayan untuk mengompres gadis kecil itu. Dia berjongkok dihadapan putranya kemudian mengusap kepalanya beberapa kali. "Lain kali jika Minji ataupun seseorang terlihat sakit, kau tidak boleh hanya diam saja. Kau harus membantunya atau setidaknya panggil seseorang untuk membantumu."
"Okay papa." pangeran bermata lentik itu mengangguk dengan mata berkaca-kacanya. "Apa Minji sakit parah dan akan di rawat seperti eomma?"
"Tidak, Minji hanya sedikit demam."
Tak lama berselang terdengar suara seorang wanita yang memanggil nama anak laki-laki dan perempuan itu secara bergantian. Joy datang dan langsung terkejut saat melihat pelayan sedang mengompres kening putrinya.
"Seulgi-ah, apa yang terjadi?" tanyanya kemudian mendekat dan mengambil alih kompresan tersebut sementara sang pelayan membungkuk pamit. Gadis itu sedikit membuka matanya, ingin terbangun namun rasa di tubuhnya tidak nyaman sekali.
"Hanya sedikit demam, mungkin karena mereka terlalu lama berenang kemarin." jawab Seulgi.
Anak laki-laki itu berjalan kehadapan Joy dan menaruh dagunya dipaha wanita itu. "Maaf mama, Al tidak bisa menjaga adik dengan baik. Al juga yang mengajak Minji tidak mau berhenti berenang kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...