Di ruang tamu mewah itu, ketiganya duduk di sofa dengan Seulgi yang berada di sofa tunggal.
"Kalian terlihat dekat." Joy menyilangkan tangannya didepan dada dengan wajah tak suka.
"Aku dan Irene memang sudah mengenal sejak lama, wajar saja jika kami dekat," kata Wendy dengan santai.
Seulgi berdecih geli, "Kau cemburu hm?" tanyanya pada Joy namun wanita itu tidak menjawab dan hanya mengalihkan pandangannya.
"Bagaimana rasanya jadi orang tua?" ucap Wendy dengan wajah sedikit sendu.
Seulgi mengangkat bahunya, "Kau tidak bisa merasakannya sebelum mencobanya langsung."
Mendengar itu Wendy terkekeh, "Kau benar."
"Kau sudah menghubungi appa dan eomma? Mereka pasti senang mendengarmu sudah kembali. Lagipula kalian harus segera merencanakan pernikahan secepatnya," kata Seulgi.
Joy bercedih, "Pernikahan apanya, dia bahkan memilih untuk mengakhiri hubungan kami."
Punggung Seulgi yang sebelumnya menempel pada sofa kini berjarak karena dia sedikit terkisap. "Apa maksudmu?" Seulgi beralih menatap Wendy, "Apa yang dikatakannya benar?"
Wendy mengangguk meski berat. "Aku tidak ingin wanita sempurna sepertinya menikah dengan mantan narapidana. Aku juga tidak mau Minji memiliki orang tua yang terkenal sebagai seorang kriminal dimata publik."
Seulgi mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada Wendy. "Apa yang sedang kau bicarakan?" dia mengeraskan rahangnya, "Hentikan pikiranmu itu."
Seulgi beralih menatap Joy. "Katakan jika kau tidak setuju dengannya. Katakan jika kau tidak masalah dengan hal itu." tegasnya namun Joy hanya diam. Seolah dia juga memikirkan hal yang sama dan setuju dengan Wendy.
Wendy terkekeh miris.
"Lebih baik kalian menikah. Aku akan sangat tenang jika kau hidup bersama dengan Seulgi. Dua anak itu juga sudah menganggap kalian sebagai orang tua mereka. Apa lagi yang kalian tunggu? Menikahlah, aku akan sangat mendukung hubungan kalian."Seulgi dan Joy sama-sama menatap Wendy dengan manik membulat.
"Apa maksudmu?" nada Seulgi meninggi dengan raut marah. Sedangkan Joy yang juga terkejut hanya terdiam.
"Aku tidak tenang jika Joy dengan orang lain, dia akan aman jika bersamamu," ucap Wendy masih dengan wajah tenangnya.
Seulgi berdecih tak percaya. "Aku tidak mungkin mengkhianati mu. Kau sangat mencintainya, aku tahu itu."
"Tapi sekarang tidak memungkinkan. Aku tidak pantas."
Tiba-tiba saja Seulgi bangkit dari duduknya dan mencengkram kerah baju Wendy sampai membuat Joy terkejut bukan main. Namun Wendy tampak tetap tenang.
"Seulgi-ah tenangkan dirimu," bisik Joy dengan pelan, takut anak-anak mendengarnya.
"Jangan dengarkan ucapan orang lain, bodoh. Kau yang menjalani hidupmu," geram Seulgi dengan tangan terkepal.
Meskipun begitu, Wendy tidak takut. Dia sudah sering melihat Seulgi marah dan itu tidak berarti apa-apa untuknya.
Wendy malah menggeleng sambil tersenyum. "Sejak satu bulan aku melihat bersamaan kalian, aku menganggap kalian adalah pasangan yang serasi," ucapnya membuat cengkraman Seulgi di kerahnya mengendur. Siapa sangka ternyata Wendy telah memantau mereka sejak lama.
"Aku menganggapnya sebagai adikku sendiri, Kang Seungwan," geram Seulgi.
"Kau hanya perlu menganggapnya sebagai seorang istri sekarang," ucap Wendy dengan lancar tanpa keraguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...