Seulgi pulang ketika hari menjelang sore namun tidak mendapati istrinya diantara keluarga mereka. Hanya ada kedua orang tua, anak, dan mertuanya saja yang ada diruang keluarga.
"Dimana Joohyun?"
"Tadi Jaehyun menghubunginya, mungkin menanyakan masalah kantor. Tapi sampai sekarang belum kembali." jawab Mi-kyung.
"Mungkin sedang istirahat. Ketika sedang hamil, wanita akan cepat lelah." kata Taehee.
"Aku akan melihatnya." Seulgi menunduk sesaat lalu pergi ke lantai atas.
Dia mendapati ruangan kerjanya sedikit terbuka. Tapi ketika dia melihat kedalam, tidak ada Irene disana. Seulgi beralih pergi ke kamarnya dan mendengar sebuah suara tangisan dari dalam sana. Sangat pelan dan hanya ada suara sisa isakan saja.
"Joohyun?"
Seulgi menutup pintu lalu menghampiri Irene yang duduk dimeja rias sembari mengenggam sebuah kertas. Ketika Seulgi menyadari kertas apa itu, dia terdiam dan mematung. Sedangkan Irene menatapnya tanpa henti dari pantulan cermin.
"Kau menyembunyikan ini. " ucap Irene dengan pelan.
Seulgi menghela napas, "Aku ingin memberitahumu tapi aku belum menemukan waktu yang tepat."
"Baiklah, sekarang waktu yang tepat. Katakan padaku." desak Irene.
"Kau sudah mengetahuinya, untuk apa aku jelaskan lagi?"
"Oh, mungkin kau lupa dengan isi suratnya. Biar ku bacakan lagi." Irene mempersiapkan dirinya dengan mengatur napasnya.
"Tidak perlu." Seulgi melarang namun Irene mengabaikan hal itu, dia tetap membaca isi surat itu.
"Untuk Kang Seulgi..
Aku memiliki banyak sekali hutang budi padamu. Jika aku mengucapkan terimakasih setiap hari dalam seratus tahunpun, sepertinya itu akan tetap kurang untuk membayar semua kebaikan yang kau berikan padaku.
Kau bisa memilih untuk tidak bertanggung jawab atau menelantarkanku, tapi yang terjadi kau justru menerimaku dan juga memilih untuk membesarkan Alby. Kau bahkan merelakan kisah cintamu dengan gadis pujaanmu berakhir hanya karena milih bayi ini. Aku sangat berterimakasih walau aku tahu kau selalu sedih jika menatap bayi ini.
Setiap hari selama setahun, aku terus merasa cemas dan khawatir. Ada perasaan mengganjal tentang bayi ini hingga aku memutuskan untuk melakukan tes secara diam-diam. Dan akhirnya apa yang aku takutkan terjadi. Bayi ini bukan milikmu, seperti yang sudah tertera didalam hal tes itu-"
"Hentikan." pinta Seulgi tapi lagi-lagi Irene tidak menggubris ucapannya.
"Aku mengingat saat-saat kelam saat kau memberhentikanku sebagai pelayanmu. Aku merasa bingung karena hanya itu pekerjaanku satu-satunya. Kau telah memberikanku begitu banyak uang untuk mencukupi kebutuhan hidupku. Namun karena kau tidak lagi membutuhkanku, aku kehilangan tempat untuk bergantung.
Aku menjadikan diriku seperti yang sebelumnya. Pelacur yang berkeliaran didalam club. Namun itu bukanlah hal mudah karena aku telah tidak terbiasa seperti ini, aku menolak mereka semua. Sampai pada akhirnya aku mabuk berat.
Aku tersadar dipagi hari dengan tubuh tanpa pakaian bersama sejumlah uang yang berserakan ditempat tidur. Aku tidak sadar telah melakukan hal itu dengan seseorang. Dan aku juga tidak sadar pria itu mengenakan pengaman atau tidak. Mungkin itu yang menyebabkan Alby ada didunia ini.
Aku tidak mengenal siapa pria itu, aku hanya mendapati sebuah papan nama dengan tulisan Kim Taehyung diantara uang-uang itu. Itu sudah mejelaskan jika dia adalah seorang murid sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...