Entah karena efek alkohol atau karena suasana yang mendukung, Seulgi mampu membuat ku lupa diri dan malah menikmati cumbuannya. Dia semakin tidak terkontrol dan membawaku ke dinding, mengapitku disana dan mulai menggesekku di bagian bawah menggunakan miliknya yang terasa mengeras. Aku merasakan seusatu yang telah lama tidak kurasakan, aku merindukan rasa ini, aku rindu berada didalam kuasanya.
Tangan Seulgi meraba seluruh punggungku dan pinggulnya menggesekku lebih dalam, aku pasti sudah basah karenanya.
Dia menatapku dengan tatapan penuh birahi.
"Kita perlu menyelesaikan ini di kamar, Joohyun-ah.."Nada seraknya membuatku tersadar. Aku langsung mendorong dadanya dan membuat kedekatan tubuh kami kini berganti menjadi jarak yang cukup jauh. Aku pasti sudah gila karena membiarkannya mencumbuku dan berusaha meniduriku.
"Aku tidak akan main gila di belakang kekasihku." ucapku menatap Seulgi dengan jengah.
Seulgi melepas topengnya dengan kasar dan langsung menampiknya ke lantai. Dia menatapku sambil mengatur napasnya yang tersengal karena kesal.
"Kau juga menginginkannya Joohyun. Kau tidak bisa membohongi keinginan tubuhmu sendiri."
Aku menggeleng dengan cepat, Seulgi tidak boleh berpikir jika aku seperti itu.
Aku mengalihkan pandangan untuk tidak menatapnya sambil memegangi kepalaku.
"Aku pasti sudah mabuk." Nada ku sedikit ragu saat mengatakannya. Karena sebenarnya aku tidak terlalu banyak meminum alkohol.Aku harus cepat pergi dari iblis ini sebelum dia memakan ku hidup-hidup, namun lagi-lagi Seulgi menahan tanganku. Dia melepaskan topengku dan menatap mataku dengan dalam, seperti mencari kejujuran dari apa yang ku ucapkan. Aku berharap dia tidak menemukan apapun dari sana.
"Orang yang sedang mabuk akan bertindak sesuai dengan keinginan terpendamnya, dan kau dengan jelas menginginkanku."
Aku melepaskan tangan Seulgi dengan kasar, memberanikan diri untuk menatap matanya dengan raut kesal ku. "Aku tidak menginginkanmu, jadi jangan memaksaku untuk bercinta denganmu."
Ucapanku sukses membuat Seulgi terdiam. Dia kali ini tidak menahanku lagi saat aku melangkah pergi meninggalkannya.
Aku menarik Chanwook untuk berdiri kemudian membopongnya keluar rumah itu, untungnya ada seorang teman Chanwook yang mau menolongku, bahkan memasukan kekasihku itu kedalam mobil.
"Aku bisa menyetir untuk kalian, aku tidak mabuk." ucap pria itu namun aku menggeleng. "Tidak apa-apa, terimakasih. Aku juga tidak terlalu mabuk, aku bisa membawanya sendiri."
Pria itu mengangguk, "Baiklah, hati-hati dijalan." ucapnya kemudian kembali masuk ke dalam rumah. Sementara aku telah berada di kursi kemudi dan menjalankan mobil.
Hatiku tiba-tiba merasa sesak saat mengingat Seulgi. Aku merasa bersalah karena sudah meninggalkannya dalam keadaan tegang seperti itu, namun aku tidak mungkin menerima godaannya yang berusaha meniduriku, bagaimana jika kekasihku nanti mengetahui hal itu? Dia pasti sangat kecewa padaku.
Huft.. Aku harus melupakan Seulgi, ini pasti tidak sulit untuknya, dia pasti akan mencari wanita manapun untuk dia jadikan alat pemuas nafsunya, dia pasti menarik wanita lain yang akan dia ajak untuk bercinta. Bukankah dia memang seperti itu? Aku tidak perlu merasa bersalah padanya.
Mobil ini terus melaju menuju apartemen Chanwook, tidak mungkin aku membawanya ke rumahku jika dia sedang mabuk seperti ini.
Setelah sampai disana, aku meminta tolong penjaga apartemen untuk membantuku membawa pria ini ke unitnya. Dia langsung tertidur di sofa depan televisi dan aku tidak berniat untuk memindahkannya ke kamar, sofa ini cukup nyaman untuknya tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
Fiksi PenggemarIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...