Irene merasa sangat kesal karena Seulgi tidak kunjung kembali ke hotel meski hari sudah malam, padahal sebelumnya Seulgi mengatakan akan pulang cepat.
Dia merasa bosan karena seharian ini hanya bermalas-malasan. Memang Seulgi memesankan banyak makanan dan camilan, namun Irene tidak ingin menyentuhnya, dia tidak bernafsu. Untuk makan sedikit nasi supaya meminum obat saja dia memaksakan dirinya dengan susah payah.
Eomma is calling..
Irene terkisap saat tiba-tiba ponselnya berdering. Jika tidak mengangkat panggilan itu, ibunya pasti akan curiga.
"Ne eomma?"
"Kau akan menginap bersama Jennie lagi?"
Irene merasa tidak enak karena sudah membohongi ibunya sendiri. Namun dia tidak memiliki pilihan lain, dia juga belum memiliki keberanian untuk memberitahu tentang kehamilannya. Irene harus membahas ini dengan Seulgi terlebih dahulu.
"Eung, kami sedang menonton."
"Aigoo.. Apa eomma boleh bergabung? Eomma memiliki banyak kue untuk kalian."
Manik Irene membulat, otaknya langsung memikirkan cara bagaimana untuk memberikan penolakan yang tepat.
"Mianhaeyo eomma, tapi ini acara para gadis."
Diseberang sana Taehee berdecih, "Dimana Jennie? Kenapa tidak menyapa eomma?"
"Dia sedang di kamar mandi," jawab Irene dengan cepat, "Sudah ya eomma? Aku ingin lanjut menonton."
"Ck, geurae. Jangan tidur terlalu larut."
"Ne~"
Irene menghela napasnya saat panggilan itu berakhir. Dia harus bekerja sama dengan Jennie agar kebohongan ini tidak cepat terungkap.
"Jennie-ah?"
"Eo?"
"Jika eomma bertanya padamu jawab saja seolah-olah aku sedang menginap bersamamu hm?"
"Tiba-tiba? Kau menyuruhku untuk berbohong? Yha! Kau menginap dimana huh?!"
"Akan ku ceritakan jika situasinya sudah membaik."
"Mwoya? Ada apa sebenarnya? Jangan membuatku penasaran."
"Bukankah kau tidak peduli dengan kehidupan orang lain?"
Jennie berdecak, "Itu karena aku berjanji tidak akan mengatakan apapun. Dengan kehidupanmu tentu saja aku peduli."
"Sudahlah. Aku bilang akan mengatakan semuanya padamu. Bekerjasamalah, arrasseo?"
"Arrasseo, pasti kau sedang bersenang-senang dengan kekasihmu kan? Ck, menyebalkan sekali."
"Sudahlah." Irene memutuskan sambungan telepon.
Tak berselang lama dari itu Seulgi datang dan menatap heran karena camilan dan snack yang dia pesankan tetap utuh.
"Kau tidak makan?"
"Hanya salad." jawab Irene singkat dengan bibir cemberut. "Kenapa lama sekali? Kau bilang akan pulang cepat."
"Maaf, tadi-"
"Jangan meminta maaf." potong Irene membuat Seulgi tidak jadi berbicara.
Seulgi melangkah mendekat pada ranjang dan duduk ditepian. "Kau ingin makanan yang lain?"
Irene menggeleng, "Nanti saja, perutku tidak enak. Kau pasti lapar hm? Pesanlah makanan." ucap Irene dengan tersenyum.
"Aku sudah makan, tadi ada acara makan bersama dengan peru-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...