Baru saja Seulgi menginjakan kakinya didalam rumahnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering, Irene menelponnya.Seulgi membiarkan yang lainnya pergi ke ruang keluarga sedangkan dia sedikit menjauh untuk menjawab panggilan itu.
"Ada apa?"
"Aku menunggumu di hotel."
Seulgi membalik badannya untuk melihat Alby yang akan menonton televisi dengan Jiwon dan juga Yeri.
"Lima menit lagi," kata Seulgi lalu memutus panggilan.
Seulgi berjalan mendekat pada mereka.
"Ada sesuatu yang harus ku urus," ucap Seulgi tanpa banyak ekspresi seraya mengantongi ponselnya.
"Eo? Malam-malam seperti ini?" tanya Jiwon.
"Ada acara dengan temanku."
"Teman yang mana? Berhenti bertemu dengan si penghianat itu. Temani saja putramu ini." kata Yeri sedikit sinis, tapi Seulgi tidak bereaksi apa-apa atas ucapannya.
Seulgi membungkukkan tubuhnya untuk mendekat pada Alby, "Papa akan pulang malam. Jangan nakal dengan mereka."
Alby mengangguk, "Hati-hati papa."
Seulgi membalas dengan anggukan kemudian pergi dari sana.
"Penghianat siapa maksudmu?"
Yeri terkisap, "Ne? Apa aku mengatakan penghianat? Sepertinya aku salah bicara."Dia tersenyum kikuk dan membuat Jiwon menatapnya penuh tanda tanya.
~~~~~
Dengan hanya menggunakan jubah mandi aku menunggu Seulgi di atas kasur. Bersandar pada kepala ranjang sembari memainkan ponselku. Nyatanya lima menit itu terasa lama sekali, atau aku memang sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya?
Hingga beberapa waktu berlalu Seulgi akhirnya datang. Matanya menganalisaku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia pasti melihat persiapanku yang sangat baik.
"Sudah sangat siap," ucapnya dengan wajah santai kemudian menaruh ponselnya di atas sofa dan meletakan jam tangannya juga disana.
Aku juga menaruh ponselku di atas nakas sambil menatapnya tanpa henti. Seulgi tampak sangat tenang sekali.
"Aku akan membersihkan tubuhku sebentar," ucap Seulgi kemudian pergi ke kamar mandi.
Aku menghela napas dan mau tidak mau menunggu. Memang seharusnya seks berjalan tanpa ada perisapan, jika ada maka persiapannya akan membuat perasaan ini menjadi kesal.
Ada sekitar beberapa menit sampai Seulgi keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi. Dia tampak sangat mempesona dengan rambut panjang yang bergelombang itu.
I can't wait babe, what's it gonna be? Kau harus menunjukkannya kepadaku karena tatapan itu membuatku tidak sabar.
"Sekarang aku merasakan bagaimana rasanya menjadi wanita panggilan. Seperti yang sering Anna rasakan," ucap Seulgi dengan wajah tanpa ekspresinya ketika berjalan mendekat padaku.
Aku mendengus mendengar nama itu disebut.
"Oh, kau tidak ingin ini terjadi? Bukankah kau sendiri yang menawarkan? Baiklah kalau kau tidak ingin." Aku sudah hendak beranjak tapi Seulgi lebih dulu berada di hadapanku dan menahan bahuku."No honey.. All i need for you's to stay. And forever you will sway."
Aku tidak mungkin bisa pergi jika tatapan Seulgi sudah seperti itu. Yang ada aku semakin mengigil karena kehangatan yang aneh. Itu semua karenanya.
Seulgi perlahan semakin mendekatkan wajahnya padaku. Ku pikir dia akan mencium bibirku, tapi ternyata dia malah menyibak jubah yang kupakai dengan pelan kemudian melumat puncak dadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
Fiksi PenggemarIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...