Pagi harinya...
Seulgi terbangun karena terusik saat mendengar suara dentingan. Dia membuka sebelah matanya karena dia tertidur dalam keadaan tertelungkup, sisi wajahnya sedikit terbenam pada kasur, namun dia bisa melihat Irene dengan samar sedang duduk di sofa tunggal sembari menyesap minuman di sebuah cangkir. Dari aroma yang tercium, sepertinya wanita itu sedang meminum susu.
"Hei! Daddy."
Suara Irene menggema dikepala Seulgi yang belum sepenuhnya sadar. Dia merasakan Irene mendekat lalu naik keatas ranjang dan mengusap surainya.
"Honey?" Seulgi memanggil dengan suara serak.
Irene mengecup pipi Seulgi selama beberapa detik. "Wake up, ini sudah siang." bisik Irene dengan pelan.
Seulgi menggeliat. Dia melihat kebelakang tubuhnya dan mendapatkan bekas cambukan dan juga kissmark dari Irene disana. Ada bekas merah melintang di kedua paha belakang Seulgi, dan itu belum sepenuhnya. Masih banyak yang tidak bisa dia lihat terutama dibagian punggungnya. Ini adalah maha karya yang dibuat oleh Irene.
"Sorry for that," Irene sedikit meringis.
Seulgi menggeleng lalu mengusap wajahnya, "Kau juga pernah mendapatkannya."
Seulgi bangkit dengan kedua tangan masih menempel pada kasur, dia terlihat sulit sekali untuk meninggalkannya karena rasa kantuk dan juga malas.
"Aku membawakan susu untukmu." Irene mengambil satu cangkir yang lain lalu memberikannya pada Seulgi.
Seulgi menatap cangkir itu sesaat kemudian menatap Irene, dia tersenyum dan masih mencoba agar Seulgi menerima pemberiannya.
Seulgi mengambil cangkir itu, tapi dia malah menaruhnya kembali pada nakas kecil berwarna hitam, itu membuat Irene mengerutkan keningnya karena heran.
Seulgi kembali menatapnya lalu tangannya terangkat pada dress tanpa lengan yang di kenakan Irene, "Siapa yang menyuruhmu berpakaian hm?"
Karena bahan kain dari dress itu sangat lembut dan hanya terbentuk dari lapisan-lapisan yang bergantung pada bahu, Seulgi bisa dengan mudahnya menurunkan kain itu dari bahu Irene dan membuatnya bertemu dengan tali bra yang melintang.
Irene terkekeh lalu menangkup pipi Seulgi, "Aku sudah mandi, jangan mengajakku bermain lagi. Sebaiknya kau bersihkan tubuhmu."
"Kau bilang kau membawakan susu untukku." tatapan Seulgi tak lepas dari bongkahan dada Irene yang menyembul dari bra yang dia pakai.
Dengan seenaknya Seulgi menurunkan tali bra itu kemudian menarik turun bra yang masih terpasang itu hingga satu payudara Irene keluar dari sangkarnya.
Irene melenguh pelan saat merasakan hangat di ujung dadanya. Seulgi menghisapnya lembut dengan mata terpejam seperti bayi yang mengantuk dan ingin tidur.
"Tidak ada susu disana." Irene mengsuap kepala Seulgi. Merasa tidak enak jika harus menarik kepala itu karena sebenarnya dia juga menikmatinya.
Seulgi tidak merespon, dia hanya sibuk dengan apa yang dia mainkan.
"Aku tahu kau menyukainya tapi kau harus membersihkan tubuhmu karena Detektif Choi akan datang."
Seulgi melepaskan mainan dari mulutnya namun wajahnya tetap berada disana. "Dia akan datang?"
Irene mengangguk, "Dia tadi menelpon. Katanya akan datang dalam tiga puluh menit, tapi mungkin sudah tersisa dua puluh menit sekarang."
"Hm." Seulgi bergumam lalu kembali memasukan ujung dada Irene kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...