"Aku bisa menjadi teman tidurmu. Aku hanya akan melakukannya denganmu saja dan bertekuk lutut padamu."
Seulgi terduduk dan membuat Irene terdiam.
"Aku tidak akan ikut campur dengan urusan percintaanmu. Aku hanya ingin menyalurkan cintaku yang sia-sia," lanjutnya.
Seulgi bangkit dengan perlahan menghampiri Irene.
"Jangan mendekat." tahan Irene pelan dengan kedua telapak tangan di depan tubuhnya. "Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu."
Seulgi malah abai akan hal itu, dia semakin mendekat kemudian menggapai tangan Irene dan menariknya pelan agar lebih dekat dengannya.
"Apa kau mendapatkan kepuasan yang sama dari pria itu?"
Irene terdiam.
Seulgi menyunggingkan sedikit seringainya. "Aku yakin kau tidak mendapatkan apa yang aku berikan untukmu."
"Aku mencintainya." Irene menatap Seulgi dengan jengah.
"Cinta saja tidak cukup dalam suatu hubungan. Apa artinya cinta jika kau tidak bahagia?"
Irene membebaskan tangannya dari Seulgi dengan perlahan. "Cinta saja sudah cukup bagiku, aku tidak butuh kepuasan."
"Bullshit." decih Seulgi dengan senyuman mengejek.
"Aku tidak mempermasalahkan kepuasanku asalkan dia puas, itu akan membuat dia tidak akan bercinta dengan wanita lain karena denganku saja sudah cukup. Berbeda dengan kau yang tidak pernah merasa cukup dengan wanita manapun." Nada Irene merendah karena amarah yang dia tahan. Sorot matanya pun menandakan api yang berkobar.
Seketika senyuman Seulgi hilang. Rautnya berubah menjadi lembut dan lemah.
"Tidak ada wanita yang bisa membuatku tertarik selain dirimu Joohyun. Kau tidak tahu rasanya bertahun-tahun hidup dengan sakit dikepalamu karena kau tidak bisa menuntaskan hasratmu? Setelah kau pergi aku tidak pernah bercinta dengan wanita manapun karena aku tidak bisa." nada Seulgi berubah sedikit geram di akhir.
Irene terkisap. Antara percaya dan tidak percaya atas apa yang Seulgi katakan.
"Kau telah mengutukku Joohyun. Kau sangat benci padaku sampai aku mendapatkan karma dan tidak bisa tertarik dengan wanita lain."
Dalam hati Irene dia merasa impas karena ternyata bukan hanya dirinya yang dikutuk disini. Dia kini percaya karena tato yang berukir namanya sudah menjelaskan jika Seulgi tidak bisa berpaling sepenuhnya darinya.
Seulgi kembali menggapai tangan Irene dan menggengamnya. Dia juga mencium jari-jemari mungil yang dingin itu.
"Kita saling membutuhkan," bisik Seulgi.
"Seulgi-ah.. Sebentar lagi aku akan menikah. Ini sama saja aku menyelingkuhinya."
Seulgi terdiam seperti patung, bahkan bernapas pun sulit.
"Pasti ada wanita yang lebih baik dariku. Aku tidak mengutukmu, kau hanya perlu melupakanku."
Seulgi menarik tangan Irene yang dia genggam lalu menangkap tubuh gadis itu dalam pelukan eratnya. Kening mereka menyatu dan Seulgi melingkarkan kedua tangannya di pinggang Irene dengan posesif.
"Hubunganmu tidak penting, kau bisa menjadikanku alat kepuasanmu karena aku juga membutuhkanmu," bisik Seulgi selembut mungkin.
Irene menundukan pandangannya dan tatapannya berpindah menuju dada Seulgi dimana tangannya bertumpu. Seulgi memang belum mengancingi kemejanya, jadi Irene masih bisa melihat ukiran tato itu meski sedikit tertutup dengan sport bra-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...