Seulgi benar-benar mempelkan bibirnya pada gadis itu. Sementara Irene hanya memejamkan matanya yang terasa panas saat benda kenyal dan hangat itu menabrak bibirnya.
Tangan Seulgi yang berada di pipinya kini menjalar menuju tengkuk Irene dan mendorongnya pelan.
Ini tidak membuat Seulgi puas, dia sangat merindukan rasanya, dia sangat merindukan gadis ini. Seulgi membuka bibirnya dan berusaha menghisap bibir bawah Irene, namun Irene malah bergerak mundur sampai tautan mereka terputus.
Mereka saling tatap dan Irene bisa menangkap raut kecewa di wajah Seulgi. Wanita itu bahkan bergerak menjauh darinya, namun Irene dengan cepat menahan leher Seulgi hingga jarak mereka kembali mendekat.
"Hei.. It's okay. Aku tahu kau merindukannya, aku tidak menyalahkan mu karena menuangkan rasa rindumu." ucap Irene menenangkan dan sukses membuat Seulgi tidak jadi bergerak menjauh, dia malah menatap Irene dengan penuh seolah menunggunya untuk kembali berbicara.
"Tapi aku ingin mengingatkan jika kita sudah memiliki hubungan masing-masing. Aku sudah memiliki kekasih, jadi sebaiknya itu tidak pernah terjadi lagi." lanjut Irene lalu setitik air matanya turun, namun ia langsung menyekanya dengan tersenyum.
Seulgi hanya menatapnya dengan lembut dan tidak bereaksi apapun saat tangan Irene terangkat untuk menyisir rambut depan Seulgi kebelakang hingga keningnya terlihat kemudian merapihkannya. Seulgi menerima perlakukan lembut itu, dia hanya diam dan menikmatinya.
"Aku memaafkan semua kesalahan mu. Jangan membenci dirimu sendiri lagi, kasihan wajah tampanmu kau sia-siakan," ucap Irene dengan senyuman lalu terkekeh kecil. Tapi lagi-lagi tidak ada reaksi dari Seulgi, dia hanya menatap Irene tanpa henti.
"Yha! Tertawalah! Kau membuat suasana jadi canggung!" kesal Irene lalu memukul bahu Seulgi.
Barulah Seulgi merubah rautnya dengan tersenyum kecil. Kekesalan Irene membuatnya ingat dengan gadis itu saat remaja dulu.
"Ada yang belum selesai di antara kita, jadi sebaiknya kita selesaikan sekarang," ujar Seulgi membuat Irene mematung.
"Maksudmu?"
"Hubungan kita tidak pernah selesai dengan benar. Itu sebabnya kita masih saling menyakiti satu sama lain. Aku menyadarkan diriku jika kau lebih memilih kekasihmu, jadi kita akhiri saja semuanya dengan baik-baik. Aku akan berhenti mencintaimu mulai sekarang."
Irene sempat terdiam tiga detik karena ada perasaan tersayat di hatinya setelah mendengar kalimat itu, namun akhirnya dia mengangguk.
"Geurae ..., kita akhiri masalalu itu dan memulai awal yang baru. Sebagai teman yang baik?"
Seulgi mengangguk satu kali. "Teman."
Meski yakin hal ini akan sulit, Seulgi tetap akan mencobanya. Ini jalan yang lebih baik karena hatinya terasa tidak terlalu sesak sekarang.
Irene mencondongkan tubuhnya kemudian memeluk Seulgi dengan hangat. Mereka berpelukan dengan hubungan yang baru dimana masing-masing dari mereka berharap hal baik terus terjalin diantara mereka tanpa bayang-bayang masalalu.
Sementara itu sepasang mata yang menyaksikan momen baik itu dari luar mobil mengepalkan tangannya erat-erat. Dia menurunkan topinya lalu mencengkram stir mobil kemudian melanjutkan perjalannya karena muak dengan adegan yang baru saja dilihatnya.
~~~~~
Saat aku membuka mata di keesokan paginya, hatiku terasa berbunga. Suasana hatiku naik karena dadaku tidak lagi terasa sesak. Membaiknya hubungan ku dengan Seulgi membuat hariku yang biasanya suram kini kembali cerah. Kini aku tidak merasa berat hati lagi untuk berisap pergi ke kantor. Aku tidak merasa cemas akan berhadapan dengan beruang itu, jujur sekarang aku merasa semangat dan penasaran dengan bagaimana rekasi atau sikapnya padaku setelah tadi malam kami berbaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...