Chapter 42: Daddy

1.6K 271 23
                                    

Sejak menikah dengan Joy, sebenarnya ada sebuah perasaan bersalah di hati Wendy yang setiap hari semakin bertumbuh besar. Mengingat bahwa dirinyalah penyebab ayah Joy meninggal membuat perasaan bersalah itu selalu muncul di hati Wendy ketika bertatapan dengan ibu Joy.

Malam ini dia memutuskan untuk pulang dan akan berbicara berdua dengan ibu mertuanya karena kebetulan Joy dan Minji sedang tidak ada dirumah.

Seperti biasanya, ibu Joy akan menyambutnya dengan senang ketika Wendy pulang. Wendy jadi berpikir jika itu adalah kebiasaan wanita ini kepada suaminya. Dan sayangnya suaminya itu telah tewas oleh Wendy.

"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada eomma." Wendy berbicara dengan bahasa isyaratnya ketika mereka duduk disofa.

"Apa? Apa ada sesuatu yang menggangumu?"

Wendy mengangguk dengan perasaan tiba-tiba berubah menjadi gugup.

"Aku sangat mencintai Joy dan sangat menyayangi eomma seperti ibuku sendiri."

Nyonya park mengangguk dengan senyuman dan menunggu perkataan selanjutnya.

"Tapi aku ingin meminta maaf kepada eomma karena telah melakukan kesalahan."

Kening Nyonya Park mengerut, "Kesalahan apa?"

"Aku telah salah karena tidak memikirkan semuanya dengan matang. Seharusnya dulu aku tidak menuruti semua perintah, seharusnya aku berusaha untuk berempati. Dengan begitu aku tidak akan merasa bersalah seperti ini."

"Eomma tidak mengerti." Nyonya Park semakin bingung.

Wendy menghela napas untuk menguatkan hatinya, "Aku yang telah menyebabkan-"

"Wendy?!"

Joy tiba-tiba datang dan berlari mendekati mereka. "Apa yang kau lakukan? Ikut aku." Dia menarik tangan Wendy sedikit kuat dan membawanya menuju kamar mereka yang ada di lantai atas.

"Apa yang kau lakukan?! Apa yang ingin kau katakan pada eomma?!" emosi Joy tak terbendung.

"Aku ingin menceritakan semuanya. Aku memberitahu ibumu jika aku yang telah membunuh ayahmu."

"Apa?!" Joy mencengkram kerah Wendy dengan kuat, "Kenapa?! Eomma tidak perlu mengetahui semua itu. Kau tidak perlu mengakui apapun. Kau hanya melakukan perintah!" ucapnya frustasi.

"Aku selalu merasa bersalah Sooyoung-ah. Hatiku tidak bisa tenang." ucap Wendy dengan lirih. "Bagaimanapun juga aku yang telah melakukan hal itu."

"Aku bilang jangan mengingat hal itu lagi!" Joy berteriak keras.

Wendy menatap istrinya tanpa jeda. "Keluarkan semuanya Sooyoung-ah. Keluarkan amarahmu. Keluarkan makianmu! Aku tahu kau sangat benci padaku karena telah membuat ayahmu meninggal. Jangan diam saja! Aku tahu kau masih menyimpan dendam itu. Tunjukkan saja. Balaskan dendam itu secepatnya!"

Napas Joy tercekat, "Bisakah kau hidup seperti biasanya tanpa mengingat hal itu? Aku mencoba untuk melupakannya tapi kenapa kau selalu mengingatkan hal itu?!"

"Karena aku merasa bersalah! Aku merasa muak dengan perasaan ini!"

"Kalau begitu apa maumu?! Kau pikir aku tidak muak dengan tingkahmu yang seperti ini?! Kita sudah menikah.. Aku sudah menerimamu.." suara Joy memelan, "...tapi kau malah sibuk dengan perasaan bersalahmu tanpa percaya padaku sedikitpun. Menuduhku mencintai orang lain, bahkan menuduhku memiliki rasa dendam padamu. Itu keterlaluan."

Wendy terdiam dan mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Sekarang katakan apa maumu. Katakan!" Joy kembali mengeluarkan emosinya.

[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang