Chapter 35: Midnight

1.6K 234 31
                                    


"Jen, kenapa kau diam?"

Jennie terkisap. Pikirannya melayang saat sebelumnya dia melihat Tim Hwang keluar dari gedung apartemen dengan wajah geram dan setelah itu melihat Jisoo berpelukan dengan Pildo. Jennie bahkan tidak jadi menghampiri Jisoo karena tidak tahu harus bagaimana, jadi dia memutuskan untuk pulang.

"Tidak ada apa-apa." Jennie kembali melihat wajah Lisa dilayar ponselnya.

"Jadi kenapa kau tidak jadi mengunjungi Jisoo eonnie?"

"Oh, aku tidak bisa malam ini. Mungkin besok saja."

"Oh, baiklah. Aku mungkin akan pergi ke Korea beberapa hari, bagaimana menurutmu?"

Mengingat keadaan Jisoo dan Tim Hwang yang masih belum jelas, sebaiknya Lisa jangan datang ke sini terlebih dahulu. Itu yang ada di pikiran Jennie.

"Simpan saja uangmu, itu pemborosan. Jika kau merindukanku aku saja yang datang ke sana di hari wisudamu."

"Oh God, itu masih lama. Tapi kau akan datang dengan kakakku kan?"

"Mungkin." ucap Jennie ragu, "Kau tahu sendiri kakak dan kakak iparmu itu sibuk."

"Setidaknya kau datang. Orang tuaku juga akan datang."

Barulah wajah Jennie berubah cerah, "Itu bagus. Sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka."

"Aku meminta pada mereka untuk membawa Lego juga, tapi mereka kasihan. Padahal aku merindukan kucingku." Lisa cemberut.

"Kenapa kau sedih? Kucing besarmu akan datang mengunjungimu." Jennie menyeringai dengan maksud menggoda.

"Gadis nakal. Buka bajumu sekarang juga."

Jennie terkekeh, "Yes baby ..."

______

Jisoo duduk di sofa sedangkan Pildo mengambilkan segelas air minum untuknya kemudian duduk di sofa yang lain.

Jisoo dengan kaku menerima air minum itu kemudian menyesapnya beberapa teguk.

"Ini sudah beberapa hari, apa kau sudah memikirkan jawaban untukku?" Pildo menagih jawaban yang sampai sekarang belum Jisoo jawab, saat itu dia bilang ingin memikirkannya terlebih dahulu, namun ternyata Jisoo tidak pernah memberikan kejelasan.

"Aku semakin yakin setelah melihat kau menangis seperti ini, kau pasti tidak bahagia dengan pernikahaanmu," lanjut Pildo.

Jisoo menghela napas kemudian menaruh gelasnya diatas meja.

"Dia pernah membuatku bahagia. Meski sekarang hubungan kami berada di ujung jurang, itu tidak membuatku lupa atas apa yang pernah dia lakukan untukku. Kau juga tidak bisa menjamin apakah aku akan bahagia bersamamu nantinya."

Pildo merenung, "Apa karena aku hanya seorang supir?"

Kedua alis Jisoo terangkat, "Bukan karena siapa dirimu, tapi karena aku tidak mencintaimu, aku hanya menganggapmu sebagai teman. Dan aku tidak ingin pertemanan kita hancur karena cinta sepihak ini, tolong mengerti. Aku sedang tidak baik-baik saja." Jisoo menangkup wajahnya sendiri dengan lelah.

Pildo jadi merasa bersalah, tidak seharusnya dia membahas hal ini disaat Jisoo sedang terpuruk. Dan pernyataan Jisoo barusan telah menyadarkannya jika cinta yang dia miliki harus dia kubur dengan dalam.

_____

Jam telah menunjukan pukul dini hari. Irene tiba-tiba terbangun dengan perasaan gelisah. Dia melihat Alby yang sudah tidur dengan pulas. Irene menaikan selimut menutupi tubuh anak laki-laki itu kemudian turun dari ranjang.

[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang