"Aku mandul Irene. Bayi siapa yang ada didalam kandunganmu?"
Rasanya seperti ditembak ribuan anak panah, Irene langsung merasakan jantungnya berhenti berdetak.
"Aa-apa? Jj-jangan bercanda, Oppa. Jangan main-main."
Manik Chanwook berubah merah, "Aku telah melakukan tes dan itu hasilnya, apa aku perlu membawa hasilnya kesini?" nada Chanwook meninggi dan itu membuat Irene terdiam. Chanwook sedang tidak bercanda.
"Ii-ini bisa saja keajaiban. Tes itu bisa saja salah Oppa."
"Keajaiban?" Chanwook terkekeh miris, "Keajaiban yang mungkin terjadi jika kau bercinta dengan orang lain karena aku sudah melakukan tes berkali-kali dan semua hasilnya sama." Mata Chanwook semakin berair.
"Dengan siapa kau berhubungan selain denganku hm? Siapa pemilik bayi itu?"
Irene terdiam dengan bibir bungkam dan kepala yang menggeleng.
"Aku tidak percaya kau melakukan hal gila disaat aku percaya kepadamu sepenuhnya. Kau tega bermain dibelakangku? Padahal aku berharap kau mau menerima kekuranganku. Aku berharap kau mencintaiku apa adanya dan mau menua bersamaku selamanya. Tapi nyatanya aku tidak cukup untukmu?" Air mata Chanwook menetes saat dia menggelengkan kepalanya karena masih tidak percaya dengan hal ini.
"Seharusnya kau memberitahu berita kehamilanmu pada selingkuhanmu," ucap pria itu kemudian pergi begitu saja.
"Oppa!" Irene berdiri dan tiba-tiba rasa pusing itu kembali datang. Dia mengkondisikan dirinya terlebih dahulu kemudian berlari keluar mengejar Chanwook, namun pria itu sudah tidak ada disana.
"Chanwook oppa!" Irene mencari kesegala arah namun tetap tidak bisa mememukannya. Irene mulai menangis, dia tidak menyangka semua ini terjadi.
Karena tiba-tiba tubuhnya kembali lemah, Irene mendudukan dirinya disebuah kursi taman yang ada didepan restoran.
Dia masih menoleh kekanan dan kekiri mencari Chanwook, namun hasilnya nihil. Irene memejamkan matanya yang berair dan mulai sesegukan.
Gadis itu terlihat seperti bunga menyedihkan yang berada dibawah malam. Layu tanpa penyanggah dan pelindung.
Sejenak Irene menenangkan dirinya. Jika bukan Chanwook, itu berarti hanya ada satu orang yang merupakan ayah dari bayi ini.
Irene mengambil ponselnya yang ada dalam tas kemudian menelpon Seulgi dengan sisa tangisannya.
"Ada apa?"
Lidah Irene kelu, dia tidak bisa berbicara. Dia merasa tidak tahu malu pada Seulgi. Setelah dicampakkan oleh kekasihnya, dengan seenaknya dia menghubungi Seulgi.
Pikiran itu membuat Irene kembali menangis sesegukan dan membuat Seulgi yang berada disisi yang lain kebingungan.
"Joohyun?"
Irene memutus panggilan itu setelah mendengar suara Seulgi memanggilnya. Dia kembali menutup wajahnya dan menangis. Tidak tahu apa yang harus dia tangisi, ada dua orang yang membuatnya merasa bersalah.
Hingga beberapa menit berlalu, tiba-tiba terdengar suara langkah pelan mendekat kearahnya.
"Oppa?" Irene membuka mata namun yang dilihatnya bukanlah Chanwook, tapi Seulgi. Dia baru saja pulang dari kantor karena mendapatkan panggilan dari Irene. Irene tidak tahu jika ponselnya terhubung dan bisa dilacak oleh Seulgi untuk mengetahui lokasinya berada.
"Apa yang terjadi?" tanya Seulgi pelan.
Rasanya Irene ingin menumpahkan semua air matanya. Dia berdiri kemudian memeluk Seulgi dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanficIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...