Beberapa hari kemudian...Karena rasa mual di perut Irene sudah mereda, minggu siang ini dia meminta Seulgi untuk mengantarnya bertemu dengan Chanwook. Dia telah muak menahan rasa bersalah dihatinya.
Seulgi menunggu dimobil sementara Irene dan Chanwook duduk berhadapan didalam sebuah cafe. Seulgi masih bisa memperhatikan karena mereka hanya dihalangi oleh kaca yang tembus pandang.
Didalam sana Irene bertarung dengan rasa gugup dan juga bersalah, namun dia harus menenangkan hatinya karena mereka harus berpisah dengan baik-baik.
"Kau baik-baik saja? Apa perutmu tidak mual?" Chanwook bertanya dan membuat Irene semakin merasa berat. Dia telah menyakiti pria itu namun tetap saja Chanwook baik padanya.
Irene mengangguk, "Aku baik-baik saja."
"Syukurlah," lega Chanwook, "Jadi ada apa? Kenapa memintaku untuk menemuimu?"
"Aku ... aku ingin meminta maaf atas apa yang telah aku lakukan padamu." Irene meletakan cincin pemberian Chanwook ke atas meja.
Chanwook meliriknya sesaat dan dengan tenang mendengarkan.
"Sudah banyak hal yang kita lalui berdua. Aku selalu berpikir disetiap saat kita bersama, apakah momen ini akan terjadi selamanya? Apa kita akan berdua selamanya?" Irene menjeda kalimatnya karena hatinya terasa berat.
"Aku memaksakan hatiku untuk melupakan semua kenangan masalalu. Membuangnya ditempat yang tidak ingin ku ambil lagi, karena aku telah mencoba untuk mencintaimu. Aku mencoba untuk jatuh cinta lagi." kedua manik Irene mulai berair.
"Tapi ternyata, aku tidak pernah membuang perasaan dimasalaluku dengan benar. Semuanya masih ada didalam hatiku, dan aku tidak bisa mengeluarkannya. Itu sangat sulit."
Irene menarik napasnya dengan dalam, "Aku telah berselingkuh dibelakangmu. Aku masih memiliki perasaan untuk Seulgi tapi aku takut dikecewakan lagi, dan aku juga takut membuatmu terluka. Itu yang membuatku memilih untuk mempertahankan hubungan kita."
Chanwook mengambil cincinnya kemudian memainkannya sambil terus menatap Irene.
"Semua yang telah oppa berikan membuat aku tidak sanggup berkata jujur kalau aku sudah merasakan hambar dalam hubungan kita. Begitu banyak cinta yang oppa berikan sampai aku tidak bisa untuk meninggalkanmu. Tapi apa yang ku lakukan tanpa sadar telah melukaimu sangat dalam, aku telah mengecewakanmu. Aku adalah wanita yang sangat jahat bukan?" Irene tersenyum miris. "Maaf aku telah menjadi wanita yang sangat jahat untukmu. Maaf aku telah menjadi bagian yang sangat buruk dalam hidupmu.."
Chanwook menanggapi untaian kalimat itu dengan tersenyum meski terlihat ada rasa sakit diwajahnya, bahkan maniknya sudah berkaca-kaca. "Jangan minta maaf, ini adalah kebahagiaanmu yang tidak pernah bisa ku berikan padamu. Bahkan seharusnya kau melepaskanku saja dan berkata apa perasanmu sejujurnya sejak dulu, maka kau tidak akan merasakan tertekan saat menjalin hubungan denganku."
Irene merasa tersentuh hatinya, Chanwook memang pria yang terlalu baik untuknya.
"Aku senang bisa bertemu dengan mu, terimakasih untuk semua waktu yang oppa luangkan untukku. Aku sangat berterimakasih karena oppa telah ada dan menjadi obat untukku disaat aku terpuruk."
Chanwook menggeleng, "Aku bukan obatmu, aku hanya pengalihkan dari rasa sakit itu. Seulgi adalah obatmu sesungguhnya. Memang dia yang membuatmu terluka, tapi dia jugalah yang bisa membuatmu sembuh. Hanya dia yang memiliki penawar untuk hatimu."
Irene terkisap saat mencerna ucapan tersebut. Dia semakin terdiam kala melihat air mata Chanwook terjatuh dipipinya, namun pria itu tetap tersenyum untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...