Chapter 16: Peaceful

1.8K 256 39
                                    

Keesokan harinya..

Lisa masuk kedalam pesawat lalu mencari kursi dimana dia harus duduk. Setelah menemukannya, gadis itu menaruh tas kecilnya di bagian atas kemudian duduk di tepi jendela.

Tak lama dari sana rekan satu timnya datang dan bersiap untuk duduk disampingnya. Namun ketika pria itu hampir duduk disana tiba-tiba Jennie datang dengan kacamata hitam bertengger dihidungnya.

"Permisi, bisakah kita bertukar tempat duduk? Ada yang ingin ku bahas dengan Lisa-ssi." Jennie meminta dengan senyuman ramah.

Rekan Lisa itu tampak bingung, dia menatap Lisa namun Lisa juga sama bingungnya. Akhirnya pria itu mengangguk pada Jennie, "Tentu, nona bisa duduk disini." ujarnya kemudian berdiri dan mempersilahkan Jennie untuk duduk.

Lisa menghela napas saat saat Jennie duduk disampingnya dengan senyuman aneh.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Lisa malas.

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihatmu tanpa terhalang siapapun." bisik Jennie sedikit mendekatkan wajahnya.

"Lakukan sesukamu." ucap Lisa lalu mengalihkan pandangannya menuju luar jendela.

Jennie mengerucutkan bibirnya, "Kenapa kau selalu dingin padaku? Apa kau masih membenciku?"

Lisa kembali menatap Jennie, "Apa aku terlihat seperti membencimu?"

Jennie mengangguk, "Geundae gwaenchana, sikapmu membuatku tertantang." ucapnya kemudian tersenyum nakal.

Mata Lisa menyipit sambil berdesis. "Bukankah dulu kau mengabaikanku? Kenapa sekarang kau mengejarku mati-matian."

"Molla." kata Jennie dengan bahu naik turun. "Mungkin ini karma untukku karena dulu kau yang mengejarku mati-matian."

Lisa menghela napasnya, "Kalau begitu nikmati karma mu Nona Jane."

Jennie mendengus dan memilih untuk tidak berbicara lagi sampai akhirnya pesawat mereka siap lepas landas. Lisa merasakan Jennie seperti gugup dan ketakutan, jadi dia mengganggam tangan Jennie untuk menenangkannya.

Meskipun Lisa tidak menatap Jennie, namun apa yang dia lakukan itu membuat Jennie yakin jika Lisa masih memiliki perhatian padanya. Masih sama seperti beberapa tahun yang lalu.

____

Semenjak menginjakkan kaki di ruangan ini. Aku sama sekali tidak berani mengangkat mata untuk bertatapan dengan Seulgi. Untuk datang ke sini saja aku berpikir lebih dari seratus kali. Namun aku bersyukur karena Seulgi sejak tadi juga tidak menggangguku ataupun menginggung soal kegiatan panas kami kemarin. Seulgi bahkan bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami. Aku jadi berpikir apa yang Jennie ucapkan kemarin, jika seks hanyalah pelampiasan nafsu semata, sepertinya itu benar.

"Ingat jadwal ku tiga hari lagi?" Seulgi bertanya dari mejanya. Membuat aku terpaksa mengangkat wajah untuk menatap Seulgi.

Aku mengangguk dengan wajah kikuk. "Kunjungan kerja ke Jepang."

"Aku ingin kau mendampingiku."

Aku berhenti menarik napas sesaat untuk berusaha tetap tenang. Hingga akhirnya menghembuskan napas yang sebelumnya tertahan di dadaku.

"Baik Presdir."

Aku harus bertahan sedikit lagi karena sebentar lagi Jisoo akan pulih. Aku sudah tidak perlu susah payah menghadapi getaran dihati ku ketika bertemu dengan Seulgi sesering ini.

Tak berselang lama Seulgi pergi ketika jam istirahat kantor. Aku ikut keluar ruangan sekitar beberapa menit setelah itu. Ketika aku berada di dalam lift yang sedang turun, lift ini berhenti lalu Joy masuk dan tatapannya langsung tertuju pada ku. Aku menyapanya dengan senyuman dan anggukan kecil namun ekspresi Joy tidak seperti biasanya, senyuman yang dilayangkan terkesan samar dan hambar.

[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang