Patah hati terbesar yang pernah ku rasakan 6 tahun yang lalu ternyata masih membekas. Sejauh apapun aku melangkah dan berusaha untuk melupakan, rasa sakit itu nyatanya masih bisa terasa sampai saat ini. Seolah tersedia tempat khusus dihatiku untuk menaruhnya sampai aku tidak bisa untuk mengeluarkannya. Itu terlalu dalam.
Hanya satu detik tatapan mata ini terhubung dengannya, semua kenangan masalalu itu terputar kembali. Kenangan manis dan pahit menjadi satu. Aku tidak tahu harus menelan atau memuntahkan rasa ini.
"Apa yang terjadi?"
Suara itu. Setelah sekian lamanya aku tidak mendengarnya, akhirnya detik ini aku bisa mendengarnya kembali. Suara kecil yang masih melekat di sekelilingku seperti melodi yang tak berujung. Suara yang bisa berubah tegas yang mampu membuat hatiku bergejolak ketika dia memakainya saat memerintahku. Suara itu yang sering kali datang di saat aku memejamkan mata. Suara yang sangat ingin ku dengar saat kehidupan membuatku lelah. Namun suara itu juga yang sering kali membuatku menangis tanpa sadar karena sangat merindukannya.
Pikiran campur aduk ini akhirnya hilang. Aku kembali tersadar pada kenyataan. Menatap wanita yang tengah kesakitan di jalanan. Aku hampir saja lupa jika aku baru saja menabrak wanita ini.
Saat Seulgi membawa wanita itu dalam gendongannya, entah kenapa aku merasa sangat aneh.
"Bb-biar ku antar ke rumah sakit. Aku akan bertanggung jawab." sial, kenapa aku terdengar gugup seperti ini?
"Tidak, terimakasih. Aku bisa melakukannya sendiri." Seulgi membelas dengan nada datar yang aku rindukan.
Tidak ada yang bisa aku lakukan selain memperhatikan mereka masuk ke dalam sebuah mobil kemudian berlalu meninggalkanku.
Itu lebih baik dari pada aku bertemu dengannya lebih lama lagi. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan pada Seulgi. Dan aku yakin tubuhku pun akan sulit terkontrol karena rasa gugup ini. Ditambah lagi Seulgi terlihat sangat harmonis dengan keluarganya. Jujur aku sedikit merasa iri melihat kebersamaan mereka. Tapi jika diingat-ingat..., wanita yang baru saja ku tabrak tidak sama dengan wanita yang kulihat beberapa tahun yang lalu di rumah sakit. Wanita yang dulu melahirkan itu memiliki wajah barat, sedangkan wanita tadi memiliki wajah khas Korea. Tapi anak kecil yang memanggil Seulgi dengan sebutan papa dan memanggil wanita itu dengan eomma tadi memiliki wajah turunan barat. Apa wanita itu istri Seulgi?
Kata-kata di dunia berputar mengelilingi orbit dan bertemu lagi. Kisah kita belum berakhir. Masa-masa yang berlalu bagaikan bayang-bayang penuh dengan kata-kata yang tak terucapkan. Jika kutunggu tanpa memudar seperti saat pertama, akankah aku pernah bertemu denganmu lagi?
Shit, aku tidak boleh memikirkan dia lagi. Aku sudah membuang kenangan itu jauh-jauh. Seulgi sudah berada sangat jauh dari ku, dan aku tidak boleh berurusan dengannya lagi atau penasaran dengan hidupnya.
Ku hapus air mata kerinduan sialan yang tiba-tiba saja turun kemudian kembali menjalankan mobil ini. Berharap aku tidak pernah bertemu dengan si pemilik rindu itu lagi.
_____
Minggu cerah ini toko kue Eomma sedikit banjir dengan pesanan. Aku dibantu pegawai yang lain bersama-sama menurunkan bahan-bahan kue dari kursi belakang mobil. Kenapa aku baru tersadar jika ini sangat banyak sekali?
"Irene, dimana Chanwook?" Eomma berjalan keluar dari toko. Menghampiri ku yang sedang sibuk menuruni kardus.
"Dia sedang membantu temannya, mobilnya mogok dijalan."
Eomma bersenandung mengerti. "Sudahlah, biarkan mereka yang melakukannya. Sebaiknya kau ikut eomma membuat kue di dalam."
Aku menggeleng, "Aku akan pulang. Barang-barang di kamarku belum selesai ku bereskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
Fiksi PenggemarIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...