Yang tidak kusangka, ternyata Jiwon ikut kami pulang ke Korea. Dugaanku yang sangat kuat adalah menyangka jika wanita itu merupakan calon istri Seulgi. Siapa lagi jika bukan dia? Ditambah lagi sejak berada di Jepang dia terus menempel pada Seulgi layaknya prangko dan amplop.
Aku menarik koperku sendiri sedikit kuat untuk sampai pada taksi. Melirik sinis pada Seulgi dan Jiwon yang sudah di jemput dengan Pildo. Sepertinya aku hanya perlu menunggu surat undangan pernikahan. Itupun jika aku diundang.
Setelah sampai di rumah, aku langsung pergi ke kamar dan membaringkan tubuhku yang lelah. Entah itu lelah fisik atau batin, keduanya sama-sama menguras tenagaku.
"Apa sangat melelahkan?"
Aku menoleh dan melihat Eomma datang dengan segelas air yang dia genggam. Tubuh ini berangsur bangkit lalu menerima gelas tersebut.
"Sedikit," ucapku lalu meneguk beberapa kali dan menaruh gelas itu ke atas nakas.
Eomma tidak langsung pergi melainkan duduk didekatku.
"Eomma baru tahu jika ternyata perusahaan tempat kau bekerja ada sangkut pautnya dengan Seulgi."
Oke, aku sedikit terkejut mendengarnya.
"Yy-ya.. Seulgi adalah pemegang saham terbesar.""Kau bertemu dengan dia lagi?"
Akal sehatku berpikir apa aku harus jujur atau malah berbohong saja. Tapi ku rasa tidak ada yang perlu ditutupi untuk masalah ini.
"Tentu saja, untuk urusan pekerjaan."
Eomma menarik napas cukup panjang lalu menaruh tangannya di pahaku. Ada rasa berat dari tangannya ketika aku melihat raut wajahnya yang sedikit menahan rasa cemas.
"Jangan mengulanginya lagi. Jangan mencoba mengenal dia lagi. Kau sudah berada di kehidupan yang baru tanpa ada bayang-bayang dirinya. Eomma tidak ingin melihatmu hancur lagi, jadi sebisa mungkin hindari berinteraksi dengannya."
Pada awalnya memang itu yang aku inginkan, aku tidak ingin terlalu dekat dengan Seulgi, tapi kenyataannya tidak semudah itu. Hal-hal yang ku hindari justru malah memancingku untuk terus berada disekitar orbitnya. Dia seperti magnet yang terus membuatku tertarik.
"Jangan khawatir, aku memiliki masa depan jadi aku tidak ingin memikirkan masa lalu."
Eomma tersenyum lalu menepuk pipiku beberapa kali. "Istirahatlah, eomma akan buatkan makanan untukmu."
Aku membalas dengan anggukan kemudian Eomma pergi dari kamarku dan menutup pintunya.
Baru saja ingin melupakan kehidupan ini sejenak dengan menutup mata, tiba-tiba ponselku berdering. Jennie menelponku.
"Wae?"
"Kau sudah sampai?"
"Eung, baru saja. Kenapa?"
"Kau harus membayar seratus ribu won padaku Irene-ah."
Keningku mengerut, "Apa maksudmu? Apa aku memiliki hutang?"
"Bisa dibilang begitu. Kau lupa pertaruhan kita?"
Pertaruhan? Aku tidak ingat apapun. Tapi tunggu ... sepertinya aku mengingat sesuatu.
"Kau berhasil menggoda Lisa? Kalian berpacaran?"
"Tidak dengan pacaran, tapi kami bercinta beberapa hari yang lalu saat berada di LA."
"What the fu- Jennie! Kau tidak main-main?" aku sampai terbangun dari baringku saking terkejutnya.
"Tidak. Kami saling memuaskan. Dia sangat panas saat posisi gunting, dia-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Loftily 2 || ✔ SEULRENE [COMPLETE]
FanfictionIrene pikir kisah cintanya dengan Seulgi telah berakhir, tapi nyatanya takdir masih mengijinkan dia dengan seseorang dimasalalunya itu kembali bertemu. Apakah hubungan mereka akan kembali bersatu? Atau takdir tetap memisahkan mereka? ~__~__~__~ Di...