20. Try

863 94 2
                                    

Setiap Vara datang, ia selalu disambut oleh Gama atau Gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap Vara datang, ia selalu disambut oleh Gama atau Gadis. Jika Gina yang membukakan pintu, adik pertama Gama itu akan berteriak langsung memanggil Gama atau Gadis. Vara tidak ingin terlalu memikirkan tingkah Gina. Ia memang tidak bisa dekat dengan adik pertama Gama.

Vara selalu memberikan perhatian 100% pada Gama dan keluarganya. Setiap akhir pekan, ia pasti datang membawa banyak buah dan makanan lain. Gama sempat protes karena itu terlihat merepotkan Vara. Namun, Vara menjelaskan bahwa ia senang dan itu tidak repot karena persiapan itu dibantu oleh keluarganya. Setiap pagi ia datang dan membawa berbagai macam camilan untuk keluarga Gama. Setelah itu, ia akan duduk di teras belakang bersama Gama. Selain urusan kantor, mereka juga sudah mulai membicarakan hal-hal lain di luar kantor.

Udara begitu terasa panas siang ini. Vara duduk sambil memegang lemonade dingin yang Gama siapkan untuknya. Sementara itu, Gama duduk sembari membaca buku. Vara tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Gama yang tampak serius. Semenjak ke festival beberapa waktu lalu, Vara sudah tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya pada Gama. Vara yakin pria itu bisa membaca perasaan Vara melalui semua tindakannya.

Vara tidak terlalu suka membaca buku, tapi ia suka memerhatikan Gama membaca buku. Ini merupakan kegiatan favoritnya di akhir pekan. Gama membaca, Vara menatap Gama membaca. Kadang mereka mengobrol, tapi lebih banyak Vara yang bercerita.

"Mas Gama tahu nggak siang-siang cuaca panas gini enaknya ngapain?"

Gama mengangkat wajahnya dari buku dan melirik Vara yang sedang menatapnya. Ia menunggu Vara lanjut bicara, tapi Vara tidak kunjung melanjutkan sebelum ditanya. "Apa?"

"Santai di teras belakang sambil minum lemonade. I wish there's a pool so maybe I could swim while you read."

Gama tidak berkomentar. Tampaknya memang dia tidak tahu harus menjawab apa.

Vara pun akhirnya berdiri, mondar-mandir melihat tanaman. Setelah bosan, Vara kembali menjatuhkan dirinya tepat di samping Gama yang sedang membaca buku. "Gadis ke mana sih, Mas? Aku nggak ada teman ngobrol nih kalau kamu lagi serius baca buku gini."

"Pergi sama temannya ke acara pensi SMA berapa gitu. Lupa."

Vara spontan duduk tegap lagi mendengar Gadis pergi menonton acara musik tanpanya. Ia ingin protes karena Gadis sama sekali tak mengajaknya dan pergi tanpa Gama juga. Tumben.

"Tadi dia dijemput orang tua temannya, jadi aku nggak enak mau ngelarang."

"Mas Gama nggak apa-apa nggak ikut?"

"Nggak apa-apa, Gadis sudah dewasa. Aku nggak selamanya harus ngikutin dia ke mana pun dia ingin. Lagi pula, dia pergi sama gengnya."

"Ya tetap aja masa dia nggak ajak aku, sih? Biar aku nggak bete malam mingguan sama Mas Gama doang."

"Baca buku aja, di dalam banyak novel punya Gina dan Gadis. Kalau nggak mau baca, ada Gina di dalam, kamu ngobrol aja sama dia."

Vara masih tidak nyambung dengan Gina. Itu bukan opsi yang menguntungkan untuk Vara. Jadi, ia memilih diam saja di samping Gama.

Havara! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang