"Wuih. Ma bro!"
Gama tersenyum ketika salah seorang teman menyambutnya. Ia akhirnya menyapa orang itu–Gilang. Ia sengaja mendatangi salah satu teman yang cukup dengan Kinan karena ingin menanyakan beberapa hal mengenai kedatangan wanita itu. Gama meyakini bahwa salah satu temannya pasti ada yang tahu alasan Kinan kembali kerja di Jakarta.
"Ke mana aja? Lo diajak nongkrong nggak pernah bisa. Sibuk banget keknya. Tumben. Mau ngapain? Ngirim undangan?"
Gama berdecak. "Bukan, ya kebetulan ada waktu sekarang, Lang. Pesen kopi ya, apa aja yang ada deh dan nggak pakai gula."
Gilang langsung meminta baristanya membuatkan kopi. Ia kemudian mengajak Gama duduk duluan saja. Gilang masih tidak percaya bisa melihat temannya hadir tanpa diundang begini. Gama itu tipikal yang sulit ditemui karena terlalu sibuk bekerja dan tidak doyan main juga. Dari geng pertemanan mereka, Gama memang relatif sulit ditemui.
"Tumben banget, Gam. Asli. Kemarin diajak futsalan sama Riski tapi lo bilang nggak bisa."
"Iya, lagi banyak kerjaan di kantor. Kapan-kapan gue ikut lagi deh."
"Ini baru balik kerja, nih?"
Gama menunjukkan pakaian formalnya. Ia memang mampir ke kafenya Gilang setelah pulang kerja. "Gue pengin tanya sesuatu, Lang. Soal Kinan."
"Kenapa sama Kinan? Lo sudah ketemu lagi sama dia? Beberapa hari lalu dia juga sempat mampir terus banyak nanya soal lo. Gue pikir dia nggak bakal balik ke sini, eh malah balik. Tiba-tiba aja muncul nggak bilang padahal sebelumnya habis ngobrol panjang. Parah sih dia."
"Ya, dia juga datang ke rumah. Dia punya tunangan kan, Lang?"
Gilang mengangguk. "Ya dari yang gue dengar sih begitu. Jangan bilang lo tergoda mau balikan sama dia gara-gara ketemu lagi?"
"I don't. Cuma penasaran aja kenapa dia mutusin untuk balik ke sini."
"Kalau itu, gue nggak tahu sih, Gam. Setelah putus sama lo, dia nggak pernah curhat lagi ke gue. Kayak menghilang aja gitu. Tunangan aja nggak cerita sama sekali. Pas kemarin ke sini baru deh dia ngaku sudah tunangan," jelas Gilang dengan pandangan mengawang mencoba mengingat obrolannya dengan Kinan beberapa waktu lalu. "Anyway, gue dengar lo sudah punya pacar baru, kan? Siapa? Ajak ke sini dong. Kenalan sama anak-anak."
"Dengar dari siapa?"
"Kinan. Farhan juga mengamini soalnya pernah lihat lo sama cewek lagi antri di tempat burger viral. Katanya cantik banget dan kelihatannya masih muda. Ketemu di mana? Punya teman yang jomlo nggak?"
"Farhan nggak bilang kalau lihat gue."
"You're too focus on her, Gam. Katanya sih lo kelihatan happy banget. Baguslah akhirnya move on dari Kinan. Gue ikut senang walaupun gue nggak tahu alasan lo berdua putus itu apaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Havara! ✓
RomanceAvara Dala, si spoiled brat, harus berhadapan dengan mentor di kantor Papi yang bernama Gama. Kehidupan keduanya sangat berbeda. Vara selalu berhasil mendapat semua keinginannya, sedangkan Gama perlu berusaha dengan keras. Ending lanjut di Karyaka...