1

2.4K 72 0
                                    

HAPPY READING 🤍

BRAKKK

Tanpa ia minta, bahunya melanggar seseorang. Kata maaf dilontarkan sambil tangannya terburu-buru mengemas filenya yang jatuh.

Dia berdiri namun orang yang di hadapannya tadi sudah pergi. Permintaan maaf yang diungkapkan olehnya juga tidak bersambut melainkan dibiarkan.

Tanpa peduli lagi kerana jam di tangannya sudah hampir membuatkan ia lambat, dia melangkah cepat. Ada yang harus dia kejarkan, jika tidak maka dia harus bersiap sedia untuk dibuang kerja.

"Maafkan saya boss, tadi sa-.." ayatnya belum habis namun sudah terpotong.

"Sudah, sekarang berikan laporan dan bentangkan."

Nafas panjang diambil.

'It's okay Becky, yakin kau boleh buat.' Batinnya, memberi semangat kepada diri sendiri.

Di ruangan itu, Becky seolah-olah sedang bertarung nyawa. Bukannya apa, hari ini dan di saat ini adalah peluang emasnya untuk dirinya menjadi sebahagian dari projek besar di syarikat ternama di Thailand. Adalah sangat disayangkan jika dia gagal dalam pembentangannya kali ini.

___________

"Kamu berdua dipecat." Suara dinginnya.

"Tapi boss saya masih perlukan pekerjaan ini. Saya harus memberi anak isteri saya makan boss. Tolong jangan pecat saya.."

"Boss maafkan saya boss, saya tak sengaja melakukan kesalahan.." 

Tangannya diangkat memberi isyarat diam. Lehernya ke kiri ke kanan mengeluarkan bunyi seperti benda patah. Pasangan yang berada di hadapannya ini harus ia selesaikan.

"Rules di sini tak susah untuk dipatuhi bahkan sangat mudah..tapi kau tak ikut dengan betul dan sekarang kau merayu bagi alasan itu ini.. paling parah dia, kau baru ingat anak isteri hmm?" Ujarnya ketika memandang sosok lelaki yang berada di sisi seorang wanita.

Lelaki yang berdiri di hadapannya itu menggigil. Dia tahu bahawa dia salah dan malangnya nasib tidak lagi berpihak terhadapnya.

"Aku tanya sekali lagi, dah berapa kali anda bercumbu bermesraan di office ni? Sangat menjijikkan." Matanya menatap tajam manusia di depannya. Sorot matanya menunjukkan jika dia sedang tidak bermain-main.

Kosong.

Otak mereka kosong dan pasangan itu baru saja sedar akan kesalahannya. Kepala keduanya semakin menunduk ke bawah, takut untuk menjawab apalagi untuk memandang pihak atasannya. 

"Jawab bodoh!"

Bahu mereka terhenjut seketika kerana terkejut dengan hentakan boss besarnya. Lagi-lagi ia kecut perut. Jika saja dari dulu sudah tahu nasib akan jadi begini. Mereka harus berserah dan menerima kenyataan bahwa akan hilang satu-satunya pekerjaan yang memberi jaminan dan cukup gaji.

"Okay nevermind, no need your answer aku dah tahu. Lagipula anak dan isteri anda sudah tahu. Mulai hari ini juga anda sudah tiada lagi urusan di sini. Nyah dari sini, berambus!" Tekannya.

Dia menghela nafas lalu bersandar di kerusi besarnya sambil menutup matanya. Kedua pasangan yang berdiri menghadapnya tadi sudah pergi menerima nasibnya yang malang.

Selang beberapa saat, bunyi tapak kasut terdengar memasuki ruangannya.

"Wo wo wo hebat sekali ya kau. Ini yang aku suka dengan kau, berani dan tegas." Ujar seorang wanita yang baru saja masuk ke ruangan dingin ini.

You Mean To MeTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang