26. Gengsinya ketinggian

33 1 1
                                    

Ada pesan yang mau di sampaikan ke Aris atau Tissa tinggalkan disinih!

Kenapa cerita ini ga end end?
Satu alasan si author ga bisa bagi waktu gitu aja.

Lagian nulis cerita tampa suport dari para reader itu hampa. Kayak hidupku tanpa dia cielah

Lanjuttt~

°°°°

Karena kondisi Tissa yang masih lemah mengakibatkan dirinya harus di rawat di rumah sakit sampai hari ini.

Bosan. Satu kata yang menggambarkan kondisi Tissa saat ini. Menunggu para sahabatnya yang katanya akan menjenguknya setelah pulang sekolah.

'Klek'

Suara pintu yang terbuka. "Hai Sa," Sapa seseorang yang baru saja menampakkan wajahnya di sela pintu yang baru terbuka sedikit.

"Eh, kak Kevin masuk kak," Tissa yang melihat Kevin langsung mempersilahkan untuk masuk.

Kevin datang menjenguk Tissa tidak dengan tangan kosong, ditangannya memengang sebuah parsel buah. "Aku dengar dari Arya kamu lagi sakit,"

"Iya kak lagi kecapean aja mangkanya drop," Jelas Tissa.

Kevin memilih untuk meletakkan parsel buah di atas nakas dekat bankar tempat Tissa berbaring. Dan Kevinpun duduk menghadap Tissa.

"Loh kak Kevin enggak sekolah?" Tanya Tissa.

"Kamu lupa?, aku lagi di DO dua minggu,"
Wah benar saja, Tissa menanyakan pertanyaan yang tidak perlu jelas-jelas beberapa hari ini Kevin tidak terlihat menampakkan batang hidungnya di sekolah.

"Itu semua gara-gara aku ya kak," Tissa merasa tidak enak hati.

Kevin mengeleng cepat. "Bukan, itu aku aja yang terlalu emosi,"

Setidaknya dengan kehadiran Kevin sedikit mengurangi rasa bosanya. Tissa asik berbincang dengan Kevin hingga lupa waktu.

"Eh udah siang, aku harus pulang dulu Sa," Ucap Kevin.

"Eh iya kak, kakak pulang aja gapapa,"

"Kamu sendiri?" Tanya Kevin.

"Em, enggak kok kak nanti Temen-temen aku kesinih,"

"Yaudah kalau gitu aku pamit dulu ya!," Ucap Kevin berpamitan.

Ketika Kevin berjalan ke arah pintu kebetulan saat itu Aris membuka pintu hingga akhirnya mereka berpapasan. Sempat bertatapan sengit beberapa menit. Hingga Arya mendorong pelan Aris agar masuk ke ruang rawat Tissa. Takutnya bakal ada kaributan.

Arya menyeret pelan Aris agar mau mengikutinya. Niat Arya membawa Aris ke sinih tidak bukan dan tidak lain untuk menghibur Tissa. Benar saja Tissa sudah tersenyum sumringah saat melihat kehadiran Aris.

"Aris jengukin Tissa lagi?" Seru Tissa.

"Arya yang maksa," Balas Aris datar.

"Yaelah bukanya lo yang tadi nayain Tissa melulu daripada bimbang ya gue ajak ke-.....empmmm," Sebelum Arya lancang dalam berkata-kata Aris dengan sigam membekap mulut Arya.

Tissa untuk Aris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang