11. Awal yang baru

49 11 0
                                    

Makin lama makin enggak ada yang vote, sumpah males deh kalo gini caranya,
Mohon dukungan nya dengan cara vote and komen cerita ini, biar aku lebih semangat nge update nya,

_o0o_
Heppy Reading
_o0o_

"Akan aku awali kisah ini walau aku tau akan sesakit apa nantinya kisah ini berakhir,"
_Tissa Anindya adista

$Jika air mata mu membuat mu lemah untuk apa kamu harus memperjuangkan diriku yang selalu membuat mu meneteskan air!" mata!
_Aris satya anandhanu,

Jam alaram telah berbunyi,menunjukan pukul 03.08,
Tissa membuka matanya yang masih sangat mengantuk, lalu meraba nakas di sebelah tempat tidur nya, Tissa mematikan alaram nya, lalu bergegas pergi ke kamar mandi,

Kenapa Tissa bangun sangat pagi hari ini?, karena Tissa ingin memulai kisah cintanya,

Butuh waktu 20 menit untuk mandi dan bersiap siap,

Setelah selesai memakai seragam sekolah nya, Tissa turun ke lantai satu, menuju ke dapur,

Bik ijah yang melihat hal yang tidak biasa ini,merasa sangat binggung dengan gingkah Tissa,

" Eleh elehhh, non Tissa ngapain atuh bangun jam seginih?,"

"Saya mau masak buat calon pacar bik!," Bisik Tissa,

Bik ijah kaget bukan main mendengar jawaban nyeleneh dari Tissa,

"Waduh waduhh, siapa atuh yang bisa mendapatkan hati nya non Tissa, sok atuh di kenalin ke bibik?,"

"Nanti kalo udah waktunya Tissa bakal kenalin ke bibik, yang penting saan ini Tissa harus berjuang dulu bik,"

"Baik atuh non bibik dukung seratus persen!,"

Tissa hanya tersenyum lebar,

"Kalo gitu bik saya mau masak dulu,"

"Buat siapa non?,"

"Buat Aris,"

"Ohh,, ternyata namanya den Aris," Batin bik ijah,

°°°°

Tissa kini sudah fokus dengan masakanya, Tissa memotong bawang merah dan bawang putih, lalu dia memanas kan minyak,

Saat ini Tissa berniat memasak nasi goreng telur puyuh kesukaan Aris,

Jangan binggung dulu, soal dari mana Tissa tau makanan kesukaan nya Aris,
Ya pastinya dari buku diary nya Aris,

Saat memotong mentimun, tanpa sengaja jari telunjuk Tissa terkena pisau yang dia gunakan, pisau itu cukup tajam sampai membuat jari Tissa berjarah,

"Auwss,,,," Jerit kecil Tissa,

Dengan sigap Tissa membersihkan daranya dengan air lalu membalut nya dengan perban,

"Aissss,,, perihh banget,"rintihan Tissa,

" Enggak boleh nyerah gitu aja Tissa, kamu harus kuat demi cinta kamu, semangat!," Ucap Tissa menyemangati dirinya sendiri,

Tissa untuk Aris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang