25. Kembali membawa lara

35 3 0
                                    

Bukankah rasa luka itu hadir dari dia yang kita anggap istimewa?
-Tissa Anindya adista.
°
°
°
Bukan perihal luka sederhana tetapi ini perihal luka yang di ciptakan dari seseorang yang kita anggap sebagai rumah dan segalnya. Bukannya egois tapi ini benar-benar menyakitkan.

°°°°

Iring iringan mobil jenazah di sambut tangisan dari para kelurga. Jenazah Joni akan segera di kremasi hari ini.

Bagaikan tubuh. Jika salah satu anggotanya gugur maka semua akan merasakan sakitnya. Semua merasakan kehilangan dan duka yang mendalam.

Di balik semua itu Aris adalah orang yang paling menyesal. "Semua ini salah gue!"

Tissa mengelus lembut rambut Aris. Mungkin dengan begitu rasa penyesalan Aris sedikit reda. "Kematian itu takdir tuhan,"

Aris tau, tapi apakah dia tidak boleh merasa gagal menjaga anggotanya. "Gue salah Sa,"

"Semua yang hidup akan kembali kepada penciptanya, bukankah begitu suratan takdir, Jadi Aris ga boleh nyalahin diri sendiri,"

Jenazah Joni kini sudah berada di dalam peti siap untuk di kremasi.

"Selamat jalan teman. Bertaruh nyawa hanya demi kehormatan Zervanos geng, Joni gugur sebagai prajurit bukan pengecut. Dan ini akan selalu menjadi kenangan!" Kata-kata terahir dari Zervanos geng yang di ucapkan oleh Arka untuk Mendiang Joni.

Selam proses kremasi di iringi dengan isakan tangis. Duka mendalam hari ini telah di rasakan.

Sedangkan Arya yang berada di loby krematorium dengan Reva yang menagis sejak tadi. "Udah Rev gue ada di sinih," Lirih Arya.

"Semua yang gue takutin terjadi kan hiks..,"

"Gue takut kalau lo kenapa-napa Ar!" Lirih Reva.

"Hai, lihat aku, aku gapapa," Arya berusaha menenangkan Reva namun tangannya selalu di tepis oleh Reva.

"Aku ga suka kamu masuk Zervanos karena ini alasannya, bagaimana kalau ini terjadi ke kamu mungkin aku bakalan mat-......"

"Shutttt," Arya memotong ucapan Reva.

"Zervanos itu hidup aku kelurga aku misi aku dan segala-galanya buat aku, udah ya jangan mikir yang aneh-aneh!" Jelas Arya.

Reva mengelengkan kepalanya lalu berjalan meninggalkan Arya sendiri.

°°°°

Tissa kembali dari krematorium di antar oleh Arya. Kini Tissa sudah berada di rumahnya.

'Prnggg'

Suara pecahan gelas yang sengaja di lempar ke lantai.

"Lo kemana aja sih, babu tuh di rumah bukannya kelayapan!" Sentak Keytrina.

Tissa tertunda dan memeberikan pecahan beling di lantai yang berserakan.

Dengan hati-hati Tissa memunguti beling yamh berserak menghiraukan Keytrina yang mengomel tak karuan.

'Arghhh'

Dengan sengaja Seteven menginjak tangan Tissa sehingga beling-beling itu menancap. Darah segar mengalir dari tangan Tissa, rasa perih dan panas yang Tissa rasakan.

"Ups, sorry tidak sengaja," Ucap Seteven tampa dosa.

Tissa hendak bangkit namun rambutnya terlebih dahulu di tarik oleh Kaytrina dengan sekali hempas Kepala Tissa membentur tembok akibatnya pelipis Tissa menguarkan Darah.

Tissa untuk Aris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang