39. Baikan ya

28 2 2
                                    

Tak kan aku biarkan kisah yang sama terulang lagi. Cintaku tak akan terenggut untuk yang kedua kali,"

-Reva

°°°°

Seperti halnya bumi yang selalu berputar dalam porosnya. Kehidupan juga akan selalu berputar. Seberapa kerasnya Reva menghindar ia akan selalu di pertemukan enteh itu dengan Arya ataupun Tissa yang selalu mengejarnya untuk meminta maaf.

Sepertinya penjelasan yang di berikan Arya tak sedikitpun mengetuk hati Reva yang sudah di butakan oleh rasa cemburu. Nyatanya sudah dua hari Reva sama sekali tak bicara kepada Tissa.

Namun Tissa tak menyerah begitu saja. Ia paham betul bagaimana perasaan Reva jadi Tissa tidak akan ikut memusuhi Reva hanya karena kesalah pahaman yang terjadi di antara keduanya.

"Rev, maafin gue ya? Gue janji buat gak jadi penghalang di hubungan kalian lagi," Tissa tak henyi-hentinya memohon. Agar Reva mau memaafkannya dan kembali baikan dengannya.

Reva tak mengubris Tissa sama sekali. Dia sibuk dengan buku di tanganya.

"Revv gue mohon-...." Tissa menguntungkan kalimatnya. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Pengelihatannya juga berkabut. Seakan dirinya berputar. Tissa memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Reva yang tak lagi mendengar permohonan dari Tissa. Menoleh ke arah samping. Dia tekejut kala melihat wajah Tissa yang pucat pasi. "Halah Sa. Kalau sakit gak usah sok mohon-mohon ke gue deh!" Ucap Reva ketus.

Tissa tak lagi dapat mendengar kalimat yang di lontarkan Reva karena pendengarannya berdengung. Ketika Tissa sudah tak mampu menahan tubuhnya lagi ia terhuyung kebelakang.

Namun Aris lebih dulu menahan tubuh Tissa sehingga Tissa tak sampai terjungkal kebelakang. "Pucet," Gumam Aris.

"Rev. Temen lo lagi sakit!" Aris tak mengerti bisa-bisanya Reva cuek-cuek saja saat melihat Tissa yang kondisinya mulai melemah.

Tissa dengan sisa-sisa kesadaran-Nya berucap dengan sangat lirih. "Tissa gapapa kok Aris,"

"Ck. Udah kayak gini masih bisa bilang gapapa!" Aris mengumpat karena kesal. Dengan cekatan Aris mengangkat tubuh Tissa yang bagi-Nya sangat enteng. Ia berjalan cepat menuju UKS.

"Loh Tissa kenapa?" Tanya guru yang kebetulan bertugas di UKS. Batin Aris ingin sekali mengumpat. Udah tau Tissa hampir pingsan masih bertanya lagi.

Arya yang tadinya tak sengaja lewat lapangan di dekat UKS langsung menghampiri Aris yang sedang mengendong Tissa. "TISSA KENAPA?" Tanya Arya panik.

Aris hanya mengeleng-gelengkan kepanya. Ia masuk ke ruang UKS dan membaringkan Tissa di sana agar Tissa segera mendapatkan penanganan.

Dokter sekolah pun mulai memeriksa Tissa. "Kondisi Tissa kok semakin hari semakin melemah ya," Ujar dokter itu.

"Kok bisa?" Arya bertanya. Ia bingung padahal selama ini dia sendiri yang mengatur obat agar Tissa tidak melewatkan obatnya satupun.

"Selain dari kondisi fiksinya yang mulai melemah, kondisi batinya mungkin juga tertekan," Dokter itu tak bisa menyangkal jika Tissa tak lagi seperti biasanya.

Tissa untuk Aris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang