31. Rio mode cair nih yee

24 1 0
                                    

"Bukankah kita di ciptakan berpasangan?
Jadi tugas kita hanyalah untuk berjuang, lalu memperthankan!"
-Tissa Anindya Adista.

Lanjutttt~

Sebelum lanjut ada syaratnya nihhh.
Kasih tau ke temen kalian yang suka baca wattpad. cerita Tissa untuk Aris. Bisa banget di baca buat kalin yang suka sama cerita prik and ga jelas.

Sebelumnya minta follow ke akun Author dlu ya gyusss.

Vote+comen

Ramaikan lapak ini wahai pembaca, baik yang nampak maupun yang goib.

°°°°

Sesuai dengan janjinya Rio menunggu Tissa di depan warung Mang Tatang. Setelah jam pelajaran selesai dan para siswa siswi SMA Galaksi telah berhamburan pulang.

Tak berselang lama hingga suara seorang terdengar di indra pendengaran Rio. "Lama ya nunggu nya?" Tanya Tissa yang baru saja datang.

Tak menjawab, Rio hanya menggelengkan kepalanya.

"Kaku benget kayak kanebo kering," Batin Tissa.

"Mau ngomong apa?" Tanya Rio Thontepoint.

Tissa menarik nafas sebentar lalu membuangnya perlahan, kemudian mulai membuka obrolannya. "Gimana ya gue sebenarnya belum terlalu kenal sama lo, tapi gue mau-...." Tissa belum sempat melanjutkan kalimatnya sudah di potong oleh Rio.

"Langsung intinya aja!" Rio menyela Kalimat Tissa.

"Lo suka Najwa?" Kali ini Tissa langsung pada intinya.

Rio menyerngitkan dahinya. "Urusannya sama lo?"

Tissa menggelengkan kepalanya singkat. "Lo tau Echa suka sama lo?"

Skakmat. Kali ini ucapan Tissa seolah berhasil mengenai sasaran. "Bagaimana Tissa-...?" Fikir Rio.

"Jadi gini, bukannya gue ikut campur tapi gue iba denger cerita Echa. Ya kalau gue bisa bantu lo bisa bilang," Jelas Tissa. Sebenarnya Tissa merasa tidak enak takutnya Rio tersinggung.

Rio tetap datar dengan sebelah alisnya terangkat. "Mau bantu?"

Seketika Tissa tersenyum lebar. "Iya gue mau bentu demi Echa," Jawab Tissa antusias.

"Jadi, dari dulu gue suka sama Echa, tapi Respon yang Echa kasih ke gue selalu acuh ke gue," Rio mulai menjelaskan.

"Kita duduk di situh setelah itu lo ceritain dari awal," Ucap Tissa menunjuk kursi panjang yang berada di depan warung mang Tatang.

Rio menurut dan mulai menceritakan kisah dirinya dan Echa.

Flashback on

Rio sudah berteman dengan Echa sejak kecil bahkan saat mereka belum sekolah mereka sudah saling menengal. Dan Rio selalu mengikuti dimana Echa bersekolah. Sudah sejak dulu orang-orang sering berkata. 'kalau ada Echa pasti ada Rio, kalau Rio Nggak ada berarti Echa juga gak ada'

Tissa untuk Aris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang