41. pelecehan

18 1 1
                                    

"Ketika semesta seolah tak berpihak kepadaku, aku masih punya harapan. Mungkin dirimulah yang berpihak kepadaku."

-Tissa

_______________________________________________

"Aku tak berdaya, di hadapkan dengan dua pilihan. Antara bersama mu dengan semua resiko kedepannya, ataukah menjauhimu, demi ketenangan di dunia,"

-Aris

°°°°

Badai seolah tak berhenti melanda hidup Tissa belakang ini. Masalah selih berganti mendatangi-Nya.

Setelah tragedi yang terjadi kemarin kondisi Keytrina sempat memburuk. Namun syukurlah kini kondisinya mulai stabil meski Keytrina belum sadarkan diri.

Tissa sedang memberikan pakainya. Dirinya sudah merasa tak aman berada di rumah ini. Pasti kejadian kemarin membuat-Nya semakin terpojokan.

'BROKKK'

Suara pintu yang di tendang. Mengakibatkan bunyi yang nyaring.

Tissa tersentak. Lalu berlari melihat apa yang terjadi. Mata Tissa membulat sempurna. Nyalinya seakan langsung menciut ketika melihat keberadaan Steven.

" Ohh, hai gadis sialan," Sapa Steven ke padanya dengan tatapan yang tidak ramah.

Tissa takut dengan tatapan Steven. Perlahan Tissa memundurkan langkahnya menjauhi Seteven. " Kenapa, takut?" Tanya Seteven dengan nada mengintimidasi.

Tubuh Tissa sudah mentok di tembok. Ia tak bisa kemana-mana lagi karena Steven yang semakin mendekat ke arahnya. "Ka-mu.. Ma-u apa?" Tanya Tissa dengan terbata-bata.

Steven menunjuk smrik-Nya. " Balas dendam!" Bisik-Nya tepat di telinga Tissa.

Untuk meminimalisir rasa takutnya Tissa sedikit berdehem. "A-apa?"

Tangan Steven membelai wajah Tissa. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Tissa. " Pucat.... tapi cantik," Ucap Steven.

Mata Tissa bergetar. Rasa takut membayangi dirinya. Apalagi dia sedang berada di rumah sendirian. Bik Ijah juga belum kembali dari pasar.

Tangan Steven menarik tangan Tissa agar mengikutinya. Namun Tissa menolaknya dengan tetap bertahan di tempatnya.

Merasa Tertolak Steven merasa marah. "IKUT!" Sentaknya dengan manarik kasar Tissa. Masuk ke dalam kamarnya.

Tubuh Tissa yang tertarik lalu di dorong hingga terjatuh di lantai kamar Steven. " Lo udah berani sakitin adik gue... Maka Terima akibatnya,"

Tissa merangkak mundur sebisa mungkin menghindari Steven. Namun karena tenaga Tissa tak sebanding dengan Steven. Dengan mudah Steven mengunci tubuh Tissa.

'Cup'

Steven mencium bibir Tissa dengan kasar. Tissa tak bisa memberontak karena tangannya di kunci Steven di atas kepalanya.

'Plakkk!'

Satu tamparan Tissa layangkan ke wajah Steven ketika ia berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Steven.

Steven terdiam beberapa detik. Lalu ia menatap tajam ke arah Tissa. " BERANI LO NAMPAR GUE HMM?"

'Srekkk,"

Baju Tissa di robek paksa hingga sedikit mengekspos bagian atas tubuhnya. " TOLONGGG!" Dengan berteriak Sekuat-kuatnya Tissa meminta tolong. Berharap ada orang yang mendengar suaranya.

Tissa untuk Aris [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang