bab 1

406 44 55
                                    

"Mas." Seorang wanita memanggil pria yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Kenapa?"

"Apa kamu menginginkan seorang anak? Kita sudah menikah setahun, tapi ibu terus menanyakan apa aku sudah isi atau belum," ucap si wanita sambil melingkarkan tangannya di leher pria tersebut.

"Claudia, aku juga menginginkan anak darimu." Pria itu bangkit dari kursinya lantas mendekati wanita bernama Claudia dengan senyum jahil. Mata mereka bertemu lalu tangan kekar si pria melingkarkan di pinggang Claudia.

"Boleh?" bisiknya yang membuat Claudia merasa geli, tetapi dengan cepat ia mengangguk.

Sudut bibirnya menarik lalu tanpa memberikan celah si pria melumat bibir Claudia dan Claudia tidak tinggal diam. Ia melingkarkan tangannya di leher suaminya itu menikmati malam bergairah.

"Chris, kamu tidak akan meninggalkanku, kan?" tanya Claudia yang membuat Chris– pria itu menghentikan aktivitasnya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Sayang," jawab Chris. Setelah itu, mereka melanjutkan momen berdua di dalam kamar.

***

Semenjak kejadian itu, Chris tidak melepaskan Claudia. Tiap malam pria kekar itu membuat Claudia tidak bisa tidur nyenyak. Sekarang Claudia merutuki dirinya yang telah memprovokasi Christian dan mengungkit soal anak.

"Harusnya sejak malam itu aku hamil, tapi sepertinya belum. Yah, aku tahu tidak semudah itu untuk hamil," gerutu Claudia sambil menggelemkan kepalanya di dalam selimut.

Claudia melirik kalender di sampingnya. Ia melebarkan matanya lalu turun dari ranjangnya. Langkahnya cepat mendekati kalender.

"Aku telat!"

Bersamaan pintu kamar dibuka oleh Chris dengan raut wajah panik. "Kenapa, Sayang? Apanya yang telat?"

"Aku lupa membayar listrik bulan ini!" Claudia menjawab lalu dengan gesitnya ia berlari keluar kamar entah ke mana, sedangkan Christian berdiri mematung di depan kamar.

"Kirain dia telat apa," gumam Chris sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia menelisik di sudut kamarnya sambil berdecak kesal lalu berbalik badan menyusul istrinya.

"Sayang!" Christian mencari Claudia sampai naik ke lantai tiga rumahnya, "aku saja yang bayar."

Mendengarnya membuat Claudia keluar dari kamar di ujung lorong. Wajah berseri-seri terpancar dengan senyuman lebar sambil melompat-lompat bak anak kecil. Chris yang melihat istrinya bertingkah seperti anak kecil itu terkekeh pelan lalu mengajaknya makan malam di luar.

"Kalau gitu, aku berdandan yang cantik dulu," ujar Claudia sambil mengecup pipi Chris lalu ia berlari kecil menuruni anak tangga menuju kamar mereka di lantai dua.

"Dasar." Chris mengulum senyuman sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang menurutnya sangat menggemaskan.

Kalau aku punya anak nanti aku ingin anak itu mirip dengan ibunya, batin Chris lalu ia menyusul Claudia.

Begitulah keseharian pasutri baru ini. Tiada hari tanpa kencan romantis yang membuat siapa pun melihatnya merasa iri dan kagum. Bagaimana tidak iri dan kagum pada mereka. Latar belakang mereka dari keluarga yang berpengaruh, wajah yang rupawan, dan terpenting kebaikan hati mereka kepada orang-orang hidup kekurangan. Christian Dirga Jaya seorang pria sukses di umurnya ke-26 tahun, ia anak kedua keluarga Jaya yang telah membawa derajat keluarga seperti sekarang. Awalnya keluarga Jaya hidup sederhana sampai suatu hari kakek Chris memulai bisnis jualan kopi lalu bisnis tersebut berkembang seiring waktu dengan bantuan keluarga Claudia.

Claudia Ayanara Kusuma seorang wanita berumur 1 tahun lebih muda dari suaminya sekaligus sahabat semasa kecil Chris. Mereka menikah setahun lalu karena perjodohan orang tua mereka, tetapi sebenarnya mereka sudah saling jatuh cinta bahkan Chris pernah mengajak Claudia pacaran. Namun, Claudia menolak dengan alasan ingin fokus ke pendidikan lalu Chris mengalah dan berjanji akan langsung melamarnya ketika dirinya sukses. Sekarang itu semua telah terwujud.

Saat ini mereka di salah satu restoran menunggu pesanan. Chris memandangi Claudia yang asyik dengan ponselnya. Wanita itu bersikap normal sekarang padahal tadi saat memesan makanan kelakuannya kayak anak kecil.

***

1 jam lalu ketika mereka sampai di restoran lalu datanglah pelayan. Claudia memesan ayam extra pedas dengan es limun. Ditambah makanan penutup es krim dengan topping kacang dan cabe. Cabe campur es krim itu gimana konsepnya? Gak masuk akal.

"Sayang," panggil Chris dengan lembut membuat Claudia menoleh ke arahnya dengan wajah polos.

"Pesan yang normal aja lagian semua makanan yang kamu pesan itu bukan kesukaanmu," tutur Chris. Bukannya menurut Claudia justru mengembungkan pipinya dengan air mata berlinang.

Chris terlonjak lalu mencoba menenangkan istrinya sembari menasihatinya. Akan tetapi, tangisan Claudia semakin menjadi sampai membuat semua mata tertuju kepada mereka. Keringat mengucur dari dahi Chris lalu pada akhirnya ia mengalah dan membiarkan Claudia memesan makanan tersebut.

Berasa punya bayi saja, dia kenapa bersikap tidak bisanya? Kayak orang ngidam aja, batin Chris.

***

Sejak itu Claudia selalu meminta kepada Chris memesankan makanan aneh lagi. Kemarin nasi campur es krim lalu sekarang es buah campur cabe. Ada-ada saja istrinya ini. Chris berdecak kesal lantas pergi bersiap-siap membeli pesanan nyonyanya satu ini. Jika tidak Claudia akan mengadu ke mamanya dan papanya.

"Menantunya lebih di sayang ketimbang anaknya," pikir Chris lalu ia mengambil kunci motornya.

***

Keesokan harinya mereka ke rumah orang tuanya Chris. Seperti biasa mama Chris bertanya kapan ia memiliki cucu dan Chris menjawabnya dengan jawaban sama setiap datang. "Cucu-cucu mulu kan anak mama bukan cuma aku kenapa hanya aku yang ditanya? Kenapa gak tanya kakak atau adek?"

"Kakamu juga udah mama tanya katanya kakak iparmu sudah hamil 3 minggu lalu dan adikmu itu masih kuliah belum nikah bagaimana bisa dia punya anak? Mikir dong," ucap mama Chris sambil menjitak dahi anak keduanya itu.

Claudia hanya terkekeh. "Kami sedang berusaha, Ma."

"Iya, gak papa. Mama bisa menunggu atau kalian mau bulan madu lagi? Siapa tahu jadi," ujar beliau seraya tertawa kecil.

"Gak us—"

"Mau, Ma," potong Claudia sambil menyenggol Chris.

"Baiklah. Kalian tenang saja biar mama yang atur semuanya." Wanita paruh baya tersebut tersenyum lebar sambil memeluk Claudia. Chris? Dia bersungut dengan kesal menatap sang mama dan istrinya.

Kesalahan apa yang ku perbuat sampai diperlakukan begini? Anak rasa menantu, batin Chris.

Holla, siapa nih yang udah nungguin? Cerita ini merupakan project pertama dengan kelas menulis EWAcademy selama dua bulan ke depan. Semoga bisa tamat, bismillah🤲

Baru bab pertama sudah ada adegan gituan😭 maapkan aku, ya. Jangan lupa dukungannya seperti biasanya like dan komen jika mampir baca awas enggak bakalan dapet tinju kasih sayang dariku🫣canda🙏🏻

See you

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang