bab 14

54 23 2
                                    

"Kamu niat menemani aku nggak, sih?" Chris menatap kesal Satya lantaran pria itu sedari tadi memasang wajah cemberut.

"Tuh, bibir manyun terus. Dikira cewek apa," celetuk Chris sambil melirik sesekali Satya.

"Kamu tahu sendiri, kan, kalau aku tuh susah berurusan dengan anak kecil," sanggah Satya.

"Alasan aja kamu padahal 12 tahun lalu menikah lalu memiliki anak 3 tahun setelah pernikahanmu," sergah Chris sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Tetap aja itu berbeda. Lagian kamu sendiri belum punya anak, tapi malah suka anak-anak," ujar Satya dengan malas.

"Biarin." Chris pun diam setelah itu, ia hanya fokus menyetir hingga tibalah mereka di sekolah. Mobil terpakir rapi lalu mereka segera turun dari mobil berjalan memasuki sekolah. Anak-anak dari yang masih TK sampai tingkatan SD menyambut dengan gembira.

"Paman Chris dia siapa?" Seorang anak bertanya sambil menunjuk Satya yang berada di samping Chris.

"Ah, kenalkan dia sahabatku namanya Satya," jawab Chris lalu si anak menghampiri Satya. Anak itu menggengam tangan Satya lalu mengajaknya bermain. Tentunya, Satya tidak bisa menolak dan hanya bisa menurutinya.

Di sisi lain, si kembar dan Andre sedang bermain ayunan. Ratna dengan senyuman lebar meminta Andre mendorongnya lalu Andre yang sedang membaca buku pun melakukan keinginan Ratna. Raden hanya diam memerhatikan mereka.

Andre melirik Raden sebentar lantas bertanya, "Kamu kenapa?"

"Aku nungguin Paman Chris," jawab Raden dengan datar. Lagi-lagi Raden hanya menunjukkan sisinya yang tidak memiliki ekspresi. Andre menduga-duga bahwa selama ini alasan Raden tidak pernah menunjukkan ekspresi karena ketidakhadiran seorang ayah di hidupnya ditambah memang dari sejak ia dilahirkan tidak pernah melihat Raden menunjukkan perasannya.

"Bahkan, Tante Claudia sempat khawatir jika Raden memiliki kesehatan mental yang buruk," pikir Andre.

"Kalian sudah lama menunggu, ya?"

Sura berat nan serak sudah tidak terdengar asing di telinga mereka. Ratna berlari kecil menghampirinya sambil merentangkan tangan. Chris tahu keinginan gadis kecil itu lantas mengendongnya.

"Kamu suka, ya, digendong," ucap Chris sambil menarik sudut bibirnya.

"Iya," balas Ratna dengan antusias, "aku juga sudah lancar berbicara dan tidak cadel lagi," sambungnya.

"Wah, Ratna anak hebat," puji Chris. Ratna melebarkan senyumannya lalu memeluk Chris dengan tangan kecilnya.

"Paman," panggil Raden sambil berjalan menghampiri Chris.

"Iya?" sahut Chris.

"Paman mau nggak menjadi ayahku?"

"Apa?" Chris melebarkan matanya tatkala mendengar penuturan Raden yang tidak ia sangka-sangka.

"Ratna juga mau kalau Paman Chris menjadi ayah kami," celetuk Ratna.

"Tunggu, memangnya ayah kalian ke mana?" tanya Chris.

"Kami tidak punya ayah," jawab si kembar bersamaan. Chris melebarkan matanya tak percaya. Ia tidak tahu tentang itu.

"Chris, ternyata kamu di si-"

"Papa."

Satya membelakkan matanya saat netranya tak sengaja menangkap sosok seorang anak laki-laki yang mirip dengannya apalagi memanggilnya dengan sebutan papa.

"Andre?" Satya memastikan siapa anak laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya.

"Iya, itu aku," jawab Andre sambil menganggukkan kepala. Terbesit di hati kecilnya perasaan rindu terhadap Satya membuatnya tanpa sadar mengeluarkan bulir-bulir air mata dari pelupuk mata.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang