bab 18

40 18 0
                                    

"Andre!"

Satya berlari ke arah Andre yang dibawa oleh sosok asing. Mereka lupa bahwa Andre bersama mereka. Dari arah berlawanan, Zahra, Ara, Marcel, dan Delson melihat aksi penculik tersebut. Delson berlari mengejarnya sambil berteriak penculik. Untungnya, jalanan ramai orang jadi si penculik dikejar oleh warga dan digebuk.

Zahra meraih tangan Andre menariknya dari kerumunan. Ia mengelus punggungnya untuk menenangkannya, sedangkan Satya dan Viola berlari menghampiri mereka.

"Andre, anakku ...." Viola berlari dengan mata berkaca-kaca dan tangannya direntangkan. Andre tak dapat menahan tangisannya pun pecah sembari berlari ke dekapan Viola.

"Mama, aku takut," lirih Andre. Satya mendekat lalu dengan lembut membelai kepala Andre.

"Maafin, mama dan Papa, ya, karena tidak memerhatikanmu," ujar Satya, "terima kasih telah menyelamatkan anak saya," sambungnya sembari menatap Zahra dan Delson.

"Tidak masalah, Pak." Mereka berdua membungkukkan badan lalu saling menatap satu sama lain. "Anak?"

"Iya, saya sudah menikah 12 tahun lalu dan Viola istri saya," jelas Satya yang membuat mereka menatap tak percaya.

Menikah? Kenapa aku tidak tahu soal ini, batin Ara. Pupus harapannya untuk menikah kembali. Delson menatapnya iba. Ia ingin menghibur Ara, tetapi dirinya hanya sebatas rekan kerja.

"Sekali terima kasih. Kalau begitu, kami permisi dulu," pamit Satya lalu mereka bertiga pergi meninggalkan tempat.

"Tunggu, mereka mau ke mana?" Marcel menoleh ke belakang.

"Biarkan saja. Ayo, kita nikmati istirahat lalu kembali ke kantor," ucap Zahra lalu mereka pergi ke kafe untuk makan siang. Tanpa disadari ada sosok yang mengintai mereka.

"Lagi-lagi gagal. Ini semua karena mereka berempat, aku harus melakukan sesuatu," gumamnya dengan kesal.

***
Keempat orang berlarian di lorong rumah sakit tanpa memedulikan tatapan orang-orang. Mereka membuka satu ruangan sambil berteriak.

"Chris!" Romi berjalan dengan lesu menuju bankar Chris. Calvin yang baru saja sampai terkejut melihat orang tuanya datang dan orang tua Claudia.

"Papa," panggil Calvin sambil melangkah memasuki ruangan.

"Calvin? Sebenarnya Chris sakit apa? Kenapa kamu tidak pernah cerita?" tanya Romi sambil memegang pundak Calvin.

"Chris sudah teracuni sejak 5 tahun lalu dan dia memintaku merahasiakannya," jawab Calvin lirih. Ia menundukkan kepala karena tidak berani bersitatap dengan Romi.

Anita menutup mulutnya tak percaya dan orang tua Claudia menggeleng tak percaya. Aluna, adik Calvin dan Chris menatap bankar di sebelah yang ternyata Claudia dan dua orang anak kecil tertidur di sampingnya.

"Kakak ipar," lirihnya yang membuat semua atensi tertuju pada Claudia.

Mellisa dan Noval menghampiri Claudia yang terbaring tak sadarkan diri. Sudah 5 tahun berlalu mereka tidak mendapatkan kabar dari putri tunggal mereka dan sekarang putri yang disayanginya malah terbaring lemah.

"Claudia pingsan saat tahu keadaan Chris harusnya dia akan sadar sebentar lagi," jelas Calvin untuk menghilangkan kekhawatiran Noval dan Mellisa.

Kedua anak yang masih berusia 5 tahun terusik dari tidur. Ratna membuka matanya lalu menguap. Ia mengucek matanya lalu melirik sekilas sekitarnya.

"Kalian siapa?" Ratna bertanya dengan nada ketakutan. Roshan yang bersembunyi di belakang Cellin menghampiri Ratna dengan senyuman di wajahnya.

"Kamu tak perlu takut. Masih ingat aku?" Roshan bertutur dengan lembut lalu Ratna mengangguk sebagai jawaban.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang