bab 2

195 47 119
                                    

"Paris! Aku datang!"

Begitu mereka sampai di Paris Claudia berlarian meninggalkan Chris yang sedang mengangkat koper. Bahkan, pria itu tidak tahu istrinya telah menghilang.

"Sayang?" Chris memanggil-manggil Claudia, tetapi perempuan itu tidak ada di mana-mana. Chris lantas mencarinya sambil mendorong troli barang.

"Dia di mana?" pikir Chris yang merasa khawatir. Seharusnya ia mengikat Claudia daripada hilang begini.

"Sial," umpatnya sambil mengacak-acak rambutnya lalu terus melanjutkan pencarian.

***

Aroma roti yang membuat siapa pun menciumnya akan merasa tergiur. Seorang perempuan terlihat menyantap rotinya yang masih panas.

"Enak."

"Oh, enak, ya? Saking enaknya meninggalkan suami sendiri." Seorang pria sedang menatapnya dingin dengan kedua tangan disilangkan di depan dada.

Bukannya menjawab Claudia tersenyum kikuk. Ia tidak berani menatap Chris yang sedang menahan emosi.

"Maaf, ya," ucap Claudia sambil memegang kedua telinganya. Sungguh terlihat lucu dan menggemaskan bahkan Chris pun luluh.

"Baiklah. Bungkus saja itu lalu ayo kita ke hotel." Chris mengeluarkan dompet lantas berjalan ke kasir untuk membayar pesanan Claudia.

Setelah itu, mereka ke hotel yang sudah dipesan oleh Anita— mama Chris. Sesampainya di sana mereka beres-beres sampai hari menjelang sore.

"Sayang, malam ini kita makan di luar," ajak Claudia yang sedang berbaring di ranjang.

"Baru selesai bersih-bersih kamu mau keluar lagi? Gak capek?" tanya Chris yang sedang mengeringkan rambutnya di depan cermin.

"Aku mau jalan-jalan," rengek Claudia. Perempuan itu tampak aneh sekarang menurut Chris padahal biasanya dia tidak pernah bersikap rewel seperti anak kecil.

"Baiklah," jawab Chris dengan pasrah ia mengalah kali ini.

"Makasih, Sayang." Mata Claudia berbinar-binar saat mendengar jawaban Chris. Hal itu tanpa sadar membuat Chris ikut senang dengan sudut bibirnya sedikit menarik.

Segera Claudia bersiap-siap dan berdandan cantik, sedangkan Chris menggelengkan kepalanya melihat tingkah Claudia.

***

Mereka memilih restoran bernama 58 Tour Effiel. Merupakan salah satu restoran yang paling wajib dikunjungi karena bisa melihat pemandangan Paris lalu bukan itu saja pelayanannya juga cukup unik. Saat masuk tadi mereka disambut lalu seorang pelayan akan memandu ke meja makan dan makanan akan disajikan dalam keranjang piknik. Sungguh unik.

"Indahnya." Kata itu terus keluar dari mulut Claudia setiap melihat keluar jendela lalu ia terpesona akan pemandangan Paris.

"Aku senang kalau kamu suka. Kalau begitu, makanlah lalu kita nikmati jalan-jalan di sini," ucap Chris sambil memotong daging lalu ia dengan romantis mengarahkan garpunya ke Claudia. Paham maksud suaminya ini ia menerima suapan.

Malam yang indah di Paris dengan cuaca tidak terlalu dingin walaupun Paris sedang musim dingin. Mungkin Claudia tidak merasa kedinginan karena memiliki suami yang romantis dan memperlakukannya dengan hangat hingga ia tidak merasakan dingin sedikitpun.

Setelah makan malam mereka berjalan-jalan disekitar menara effiel. Bermain salju bersama serta menikmati dan mengabadikan momen bersama.

"Sayang," panggil Claudia yang sedang menatap langit berhiaskan bintang-bintang.

"Kenapa, Sayang?" Chris menjawab, tetapi ia sibuk dengan ponselnya.

"Kamu tidak akan selingkuh dariku, kan?" tanya Claudia tiba-tiba. Hal itu membuat Chris menyimpan ponselnya sambil berdeham pelan.

"Tentu saja, tidak akan. Aku selalu mencintaimu," jawab Chris sambil memeluk Claudia dari belakang.

"Janji?" Claudia mengulurkan jari kelingkingnya lalu Chris mengulum senyum pun menautkan jari kelingkingnya.

"Janji."

****

Selama seminggu mereka habiskan berdua dengan jalan-jalan. Akan tetapi, Claudia merasa Chris terlalu fokus ke ponselnya. Seperti saat ini pria itu asyik dengan ponselnya tanpa menoleh ke arahnya padahal Claudia ingin keluar jalan-jalan.

"Cukup!" Seruan Claudia membuat Chris terlonjak sambil mengelus dadanya.

"Kamu kenapa?" tanya Chris dengan raut wajah khawatir.

"Kamu itu yang kenapa? Akhir-akhir ini sibuk dengan ponsel atau jangan-jangan kamu selama ini lagi saling berbalas pesan dengan perempuan lain?" Claudia bertanya dengan nada tinggi dan napasnya sedikit naik turun.

"Atas dasar apa kamu menuduhku selingkuh?" Chris bangkit dari duduknya lantas bersuara dengan nada tak kalah tinggi.

"Menuduh? Buktinya kamu asyik membalas pesan sampai tidak melirikku," ujar Claudia sambil mengepalkan tangannya. Sedari tadi ia menahan amarahnya yang memuncak.

"Aku sedang membalas pesan rekan kerjaku," jawab Chris. Mendengarnya membuat Claudia menggelengkan kepala sambil bertepuk tangan.

"Sudah gak usah mengelak! Aku pergi sendiri!" Claudia berbalik badan lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Chris.

"Dia kenapa sensitif?"

Ponselnya berdering menandakan panggilan masuk lalu ia langsung mengangkatnya. "Halo, Pak."

***

Malam ini sangat dingin dan hanya sedikit orang berlalu-lalang. Claudia berada di taman sedang duduk melihat pemandangan. Berulang kali ia juga menggosok-gosok tangannya karena merasa kedinginan.

"Keterlauan bahkan dia tidak mencariku," cerocos Claudia sambil mengbungkan pipinya.

"Hai, cantik," sapa seseorang yang membuat perhatian Claudia teralihkan padanya. Seorang pria dengan lesung pipi terlihat manis sedang menatap Claudia.

"Sendirian?" tanyanya sambil duduk tanpa seizin Claudia. Claudia mengangguk pelan tanpa menoleh ke arah pria tersebut. Tampak pipi Claudia memanas padahal ia tidak demam.

Ingatlah, kamu punya suami, batin Claudia sambil menepuk pipinya berulang kali.

"Namaku Satya. Kalau kamu?" Pria bernama Satya itu memperkenalkan dirinya lalu bertanya nama Claudia.

"Namaku—"

"Claudia! Pulang!"

Suara berat khas pria dengan wewangian yang menyengat dengan lantang memanggil Claudia untuk pulang. Iya, Claudia bisa mengenali Chris dari bau parfumnya. Dengan berat hati, ia berpamitan dengan Satya lalu berjalan menghampiri Chris.

"Siapa dia? Pacarnya?" Satya bertanya-tanya, tetapi tidak ia terlalu pikirkan.

"Sat, ayo, kita lanjut yang tadi di hotel." Seorang wanita berjalan ke arah Satya lalu pria itu menyengir lantas bangkit dari duduknya.

"Tentu saja."

***

Sementara itu, Claudia dan Chris sampai di kamar hotel. Claudia mendumel, sedangkan Chris mengunci pintu. Hal itu membuat Claudia melebarkan matanya.

"Kamu mau ngapain?" Claudia berjalan mundur sambil menelan salivannya. Bulunya meremang kala netranya bersitatap dengan netra hitam legam milik Chris.

"Takut? Malam ini takkan ku biarkan dirimu tidur nyenyak," bisik Chris sambil menyeringai.

Aku sudah membangunkan singa yang tertidur, batin Claudia.

Hi, balik lagi nih. Semoga Claudia selamat dari buasnya seorang Chris🙂 jangan lupa vote dan komen, ya.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang