bab 10

75 26 27
                                    

"Aku tidak tahu." Claudia menundukkan kepala sambil memainkan jari-jemarinya. Chris bungkam. Pria itu lantas mencengkram bahu Claudia yang membuatnya meringis menahan sakit.

"Kenapa? Kamu tidak mau kembali denganku? Kita bisa memulainya dari awal dan akan kujelaskan semuanya," ujar Chris dengan nada bicara rendah. Tatapan matanya melembut dan penuh harapan kepada Claudia.

"Jawab aku, Claudia!"

"Tidak! Aku tidak bisa!" tolak Claudia dengan lantang.

"Kalau begitu, katakan padaku alasan kenapa kamu menolak?" pinta Chris.

"Aku-" Claudia menarik napas dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. "Sebenarnya aku ingin kembali padamu, tapi aku ragu," lanjutnya.

Chris menyibak rambut dengan helaan napas, ia tidak tahu harus berbuat apalagi. "Claudia."

"Kenapa?"

"Aku akan menunggumu jika kamu masih ragu," ucap Chris sambil menggengam tangan Claudia. "Akan ku beri kamu waktu berpikir."

Mata Claudia membulat sempurna mendengar penuturan pria di depannya saat ini. Bibirnya berucap dengan terbata-bata. "K- kamu yakin dengan ucapanmu barusan?"

"Iya," jawab Chris. "Tapi, jangan terlalu lama aku sungguh merindukanmu dan aku tidak ingin kamu dekat dengan pria lain selain aku." Chris sedikit membungkukkan badannya lalu meraih tangan Claudia pelan untuk diciumnya dengan lembut.

Perlakuan lembut dan romantis Christian sontak membuat Claudia terkesiap. Ia mengerjapkan matanya berulang kali untuk menetralkan perasaannya yang menggebu-gebu rasanya seperti ada kupu-kupu bertebangan dalam hatinya.

"A- aku akan pikirkan. Jadi, berhentilah bersikap seperti tadi," tutur Claudia langsung memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Chris memiringkan wajahnya, ia menatap keheranan wanita di hadapannya.

"Kenapa? Jangan-jangan kamu malu-malu aku memperlakukanmu romantis ala-ala putri dan pangeran." Chris menggoda Claudia dengan seulas senyuman jahil terukir di wajahnya.

Wajah Claudia memerah. Melihatnya membuat Chris menyengir lantas semakin menggoda Claudia dengan ribuan gombalan mautnya. Tak tahan lagi Claudia pun mendorong tubuh Chris menjauh lalu berlari keluar ruangan tanpa mengatakan sepatah kata.

Chris tersenyum puas melihat reaksi Claudia. Ia menyibak rambutnya sambil tubuhnya bersandar di tembok. "Claudia, kamu milikku. Kamu tidak bisa lari dariku."

***
Satya membawa Viola ke ruangannya. Pria itu menyudutkan Viola hingga tak bisa melarikan diri. Tangan kekarnya memegang dagu Viola. Mata mereka bertemu. Tersirat kebencian dan kerinduan. Namun, Viola dengan cepat menepis tangan Satya.

"Mau apa kamu? Kamu juga yang memilih para wanita-wanita itu daripada aku dan Andre!" Viola berseru lalu tanpa sadar bulir-bulir dari pelupuk matanya jatuh membasahi pipi. Satya termenung. Tangannya tergerak ingin menghapus air mata Viola, tetapi ia urungkan.

Satya berdeham untuk mencairkan suasana sebelum memulai percakapan. "Gimana kalau kita duduk dulu?"

Viola menatapnya dulu lalu menurut. Saat ini mereka duduk saling berhadapan tanpa ada yang memulai obrolan duluan.

Canggung , batin Viola. Sesekali ia mencuri-curi pandang ke Satya, tetapi pria itu menyadarinya. Sontak Viola memalingkan wajahnya.

"Aku tahu kamu sempat melirikku. Katakan saja kalau ada yang mau dibicarakan," ujar Satya.

"Intinya saja aku tidak bisa kembali padamu karena aku sudah sakit hati oleh sikapmu yang tidak berubah," jelas Viola dengan tegas.

"Aku tahu, tapi bisakah kamu memberiku kesempatan? Ini bukan demi kita berdua-" Satya menjeda kalimatnya. Ia mengembuskan napasnya lalu melanjutkan kalimatnya. "Imi demi anak kita satu-satunya, Andre."

Viola mengembuskan napas dengan kasar lalu memperbaki posisi duduknya. "Akan ku pertimbangkan."

"Sungguh?"

"Iya."

"Terima kasih." Satya langsung memeluk Viola dari belakang. Mata wanita itu membulat karena mendapat pelukan tiba-tiba.

Viola mendengkus kesal lantas melepaskan dirinya dari pelukan Satya. Ia berbalik badan dan melangkah kakinya lebih dekat dengan Satya sembari melayangkan tatapan tajam. "Ingat! Aku hanya memikirkan masa depan, Andre bukan karena dirimu."

"Iya, aku tahu," lirih Satya sambil menundukkan kepala.

"Ya, sudah. Tidak ada lagi yang harus dibahas aku permisi dulu," ujar Viola lantas bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar ruangan Satya.

Satya menatap kepergian Viola. Setelah wanita itu telah pergi, ia duduk kembali sambil memegang kepalanya yang mulai berdenyut lagi.

"Maafkan aku, Vi. Aku tidak tahu harus berbuat bagaimana sekarang," lirih Satya. Ia melirik meja tempatnya bekerja yang mana tumpukan berkas-berkas harus dikerjakan.

Dengan berat hati, ia bangkit dari sofa lalu mendekati meja kantornya. Tangannya mengambil salah satu berkas. "Aku tidak boleh menyerah." Akhirnya, ia mengerjakan pekerjaannya yang tertunda.

***
Saat jam istirahat banyak mata menatap Viola dan Claudia.kedua wanita itu kebingungan saat para karyawan tengah berbisik..

"Mereka ngegibahin kita, kan?" tebak Claudia.

"Sepertinya," balas Viola. "Biarkan saja entar capek sendiri," tambahnya. Lalu mereka melanjutkan langkah ke kantin. Akan tetapi, kejadian tak terduga terjadi.

Seorang wanita dengan sengaja menumpahkan makanan kepada mereka. Semua orang tertawa melihat Claudia dan Viola yang kotor dan bau.

"Ya, ampun. Maaf, aku sengaja," ucapnya sambil tertawa.

"Maksudmu memperlakukan kami begini buat apa?" Viola bersuara dengan nada tinggi.

"Karena kalian berdua dengan genit telah mendekati pujaan hati kami," jawab salah seorang wanita di samping wanita yang menumpahkan makanan tadi.

"Siapa?" tanya Claudia dengan alis bertaut.

"Tuan Satya dan Tuan Chris," balasnya sambil mengibaskan rambutnya kebelakang.

"Apa?"

"Iya, itu benar. Kami ini pacarnya," ucap mereka.

"Lucu banget kalian berdua. Mimpinya ketinggian," sindir Viola dengan tersenyum remeh.

"Apa?"

"Calm, Zahra." Wanita itu menenangkan Zahra— wanita yang sengaja menumpahkan makanan.

"Gak bisa, Ara. Aku harus beri mereka pelajaran!" Zahra berseru sambil melayangkan tangannya siap memukul Viola.

"Berhenti!"

"Siapa kau?!"

"T- tidak mungkin ... Anda?"

Wah aku up malam karena seharian aku fokus menemani sepupuku dan baru pulang habis mengantarnya ke terminal. Ayok, semangat bulan ini bisa sampe 16 bab🔥🔥🔥🔥

Jangan lupa vote dan komen, ya. Seperti biasanya mwehehehe... see you....

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang