bab 5

116 38 63
                                    

Beberapa hari kemudian, Christian yang ditemukan pingsan langsung dilarikan ke rumah sakit. Calvin– kakak Chris menemukannya tergelatak di jalan tak jauh dari rumah. Niat Calvin datang berkunjung malah menemukan sang adik tidak sadarkan diri.

Saat ini Chris hanya memandangi jendela tanpa mengeluarkan sepatah kata semenjak ia sadar. Hal itu membuat Calvin bertanya-tanya apalagi ketidakhadiran Claudia. Dari penjelasan bi Minah malam itu mereka sempat bertengkar lalu Claudia pergi meninggalkan rumah sembari membawa koper.

Pintu kamar terbuka lebar menampakkan seorang pria dengan kemeja biru melangkah mendekati ranjang Chris. Ia memanggil si adik sambil menepuk pundaknya.

"Sampai kapan kamu begini? Lalu kenapa kau tidak mengatakan jika kau sakit?" Calvin bertanya sembari menarik kursi lalu ia mendudukinya.

"Jangan katakan apa pun soal aku sakit ke ayah, ibu, dan mertuaku serta Claudia yang menghilang," jelas Chris dengan suara serak.

Calvin mengembuskan napas dengan gusar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku bertemu dengan–"

"Gak usah dibahas lagi, Kak. Aku sendiri yang akan mencarinya lalu menjelaskan semuanya kepadanya," potong Chris dengan nada dingin. Pria itu tidak menoleh sedikit pun.

"Terserah kamu, tapi ingatlah ayah, ibu, dan mertuamu akan segera mengetahuinya lalu saat itu pula dirimu akan mendapat omelan dari mereka," tutur Calvin seraya bangkit dari kursi ia melangkahkan kakinya keluar kamar.

Setelah kakaknya keluar Chris mengusap wajahnya. "Clau, di mana kau?"

Sejak itu, Chris menghabiskan waktunya mencari Claudia di seluruh kota. Namun, ia tidak bisa menemukannya. Terlebih lagi fakta Claudia meninggalkan rumah telah diketahui oleh orang tua mereka.

"Christian Dirga Jaya! Cari dan bawa pulang istrimu! Awas saja kau tidak menemukannya maka bersiap-siap dapat hukuman dari Mama!" Anita berseru. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang kecewa dan murka ditunjukkan kepada Chris.

"Jika benar kamu berselingkuh dari Claudia Papa akan menambah hukumanmu!" Romi berkata dengan nada tegas dan mengancam Chris. Hal itu membuat Chris menelan salivannya dengan susah payah dengan keringat bercucuran.

***
Di lain tempat di Indonesia, seorang wanita yang sedang memakai topi sembari membawa koper sedang duduk di kereta yang akan membawanya ke kota lain. Tak lama kemudian, terdengar suara di speaker tentang pemberitahuan jika kereta telah sampai di tujuan.

Wanita itu pun bersiap 'tuk turun dari kereta. Ia agak kesulitan membawa koper besarnya. Begitu banyak orang-orang berlalu-lalang lalu ia mengulum senyum tipis saat netranya meneliti sekitar.

"Bandung." Wanita itu bergumam dengan wajah berseri-seri, "anakku, kita akan memulai kehidupan baru di sini tanpa ayah kalian." Ia melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut lalu mencari taksi.

"Taksi!" Wanita itu berteriak sambil melambaikan tangan lalu sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Ia memasukinya setelah menaruh koper ke dalam bagasi mobil.

"Ke mana, Mbak?" tanya pak supir.

"Hotel terdekat," jawab si wanita lalu mobil melesat ke hotel terdekat.

Selama dalam perjalanan wanita itu memandangi jendela seraya memikirkan Christian. Ada sedikit perasaan rindu, tetapi di sisi lain ia kecewa padanya.

"Ku harap kau hidup bahagia, Chris."

***

"Terima kasih, Pak."

Mobil taksi itu melesat menjauh meninggalkan hotel. Sementara itu, si wanita mengembuskan napas lantas menarik koper memasuki hotel tersebut. Ia memesan satu kamar hotel lalu beristirahat.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang