bab 36

67 12 0
                                    

Setahun kemudian, di rumah terbaru keluarga Adwira. Setelah kesembuhan Satya 1 tahun lalu dan rujuknya Satya dan Viola mereka memutuskan pindah rumah untuk mengawali kembali rumah tangga. Sejak itu, Satya menepati janjinya ke Andre yang akan memberikannya seorang adik perempuan.

Satya selalu meluangkan waktu menemani Viola walau sekadar jalan-jalan pagi dan sore. Sekarang kandungan Viola tinggal menunggu kelahiran. Mereka tidak sabar menantikan kelahiran si kecil. Kerap kali Satya dan Viola berdebat tentang nama yang cocok untuk buah hati mereka.

"Waktu berlalu dengan cepat, ya. 7 bulan lalu anak ketiga Chris dan Claudia lahir," ujar Satya seraya menuntun Viola berjalan karena semenjak perutnya semakin besar, ia semakin sulit berjalan.

"Siapa sangka Claudia hamil ketika itu malah dia diketahui hamil saat umur kandungannya 3 bulan dan itu bertepatan aku hamil juga," tutur Viola.

Viola merasakan sakit di sekitar perutnya. Satya merengkuh tubuh Viola sembari mengusap lengannya. "Sayang, kenapa? Kita ke rumah sakit, ya." Satya mengendong Viola lalu dengan cepat melangkahkan kakinya ke mobil di parkiran.

Pria itu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit terdekat. Ingin sekali ia memberitahu keluarganya, tetapi Viola saat ini prioritasnya. Tidak butuh waktu lama untuk sampai, pria itu memarkirkan mobilnya. Digendong tubuh Viola seraya berlari memasuki rumah sakit.

"Dokter! Suster! Tolong istri saya!" Satya berteriak dengan panik. Para dokter dan suster menuntun agar Satya membaringkan tubuh Viola di bankar.

"Istri Bapak akan melahirkan! Ayo, Pak," ucap dokter tersebut sembari mengajak Satya memasuki ruang bersalin.

Segala keperluan dipersiapkan dengan cepat. Satya menemani Viola sambil saling mengenggam tangan. Viola merintih menahan sakit. Keringat terus membasahi pelipisnya. Para suster dan dokter membantu persalinan. Dengan sekuat tenaga, Viola melakukannya hingga suara tangisan bayi memenuhi ruangan.

Air mata haru dan sorot mata yang memancarkan harapan baru. Kedua pasutri itu menerbitkan senyum saat bayi perempuan cantik digendong salah satu suster. Sang bayi diberikan kepada Satya. Pria itu dengan hati-hati mengendongnya dan memperlihatkan kepada Viola.

"Dia cantik sepertimu, Sayang. Terima kasih, ya sudah berjuang." Satya mengecup kening Viola dengan lembut. Viola tak bisa berkata-kata dengan kebahagiaan yang didapatkannya setelah berbagai masalah dihadapi.

"Aku yang harusnya berterima kasih, Mas," timpal Viola.

***

Keluarga besar besar berkumpul menyambut kelahiran putri keluarga Adwira. Tentu saja, para orang tua yang sudah dipanggil kakek dan nenek itu tidak tinggal diam. Mereka ribut tentang acara besar-besaran padahal orang tua bayi merasa itu sangat berlebihan.

"Bukan saja anak Satya dan Viola, tapi anak Chris dan Claudia. Kita sepakat dulu akan merayakan kelahiran mereka berdua di tanggal yang sama dan sekarang saatnya," kata Melissa.

"Pokoknya acara kali ini harus lebih meriah." Anita menambahi. Wanita itu sudah sangat bersabar menantikan hari ini.

"Mereka berdua adalah tokoh utama. Nanti temanya ala-ala kerajaan seperti pangeran dan putri," timpal Keisya tidak mau kalah.

"Bun, itu berlebihan untuk bayi baru lahir," kata Surya. Pria itu khawatir keponakannya sampai kenapa-kenapa karena masalah ini.

"Kamu ni diam saja. Kapan memberikan Bunda cucu?" Keisya bertanya dengan mata berbinar-binar. "Kamu sudah menikah dengan Angel 5 bulan lalu," sambungnya.

"Bunda, kami baru menikah masa sudah ditagih cucu, sih. Nanti kalau sudsh rezeki pasti kami dikarunai anak," sergah Surya dengan kesal. Bagaimana tidak kesal, Keisya haus akan cucu. Wanita paruh baya itu selalu berkata kesepian semenjak kedua putranya menikah dan meminta Satya menitipkan Andre padanya.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang