bab 34

24 13 0
                                    

"Kamu sudah menemukan pendonor? Siapa? Kalau kamu sendiri aku tidak terima," ucap Satya seraya menatap nyalang Chris.

"Tidak, bukan aku. Ada orang lain yang mau nanti operasi dijadwalkan dan aku sudah mengurusnya," jawab Chris.

"Syukurlah. Terima kasih, Nak," ujar Keiya sembari mengelus dada.

"Iya, Tante," balas Chris sambil menarik sudut bibirnya.

"Itu kabar baik," celetuk Claudia. Baru saja, ia ingin bergosip bersama Viola. Tiba-tiba ujung bajunya ditarik oleh Ratna.

"Ibu," panggil Ratna dengan kepala tertunduk.

"Kenapa, Sayang?" Claudia mensejajarkan tingginya dengan Ratna. Tangannya memegang bahu gadis kecil itu seraya menatapnya dengan lembut.

"Aku ... ngompol."

"Ayah, celana Ratna basah," celetuk Raden dengan nada mengejek Ratna.

Mata Ratna berkaca-kaca. Gadis itu menggigit bibir lalu semakin menundukkan kepalanya. Chris mengembuskan napas dengan kasar, sedangkan Claudia menatap datar kedua anaknya. Wanita itu menghela napas dengan berat lalu membawa Ratna ke kamar mandi.

"Ayo, sini. Untung Ibu bawa celana ganti," ucap Claudia dengan kesal. "Kebiasaan kamu mengompol. Kalau gini terus kamu pakai popok saja lagi," lanjutnya seraya mengenggam tangan kecil Ratna.

"Claudia terlihat marah?" Chris bergumam dengan pelan.

"Gimana nggak marah, Ratna selalu mengompol kalau diajak keluar jalan-jalan," balas Viola yang mendengar gumaman Chris. Pria itu menganggukkan kepala.

Maniknya beralih ke Raden. Putranya itu bersikap biasa padahal tadi dia mengejek Ratna. "Diam-diam ternyata dia jahil juga," pikir Chris.

Lain halnya dengan Andre. Anak laki-laki itu berdiri di dekat tempat tidur Satya. Matanya menatap lekat Satya membuat Satya merasa terusik. Pria itu pun meladeni putranya yang terus menatapnya.

"Kenapa?" tanya Satya sambil mengelus kepala Andre.

"Papa cepat sembuh, ya. Nanti kita bermain lagi," jawab Andre dengan mata berbinar-binar.

Satya mengulum senyum lalu mengecup kening Andre. "Terima kasih, Nak."

"Gemasnya." Keisya menerbitkan senyum saat melihat interaksi Satya dan Andre. Namun, saat atensinya beralih ke Chris dan Raden seketika senyuman itu pudar.

Chris dan Raden saling menatap sampai matanya melotot. Entah apa yang telah Keisya lewatkan. "Mereka kenapa?"

"Chris menegur Raden karena mengejek Ratna, tapi malah jadi adu tatapan gitu," jawab Viola sambil mengembuskan napas.

Claudia baru saja keluar dari kamar mandi langsung menatap tajam suami dan putranya. "Kalian kenapa? Udah, kita pulang saja," kata Claudia.

"Apa? Ibu tidak mau! Ratna mau jalan-jalan," rengek Ratna dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak!" tolak Claudia dengan tegas.

"Nangis? Menangis saja. Ibu capek." Claudia menggerutu dengan kesal berjalan keluar ruangan. "Tante, kami pulang dulu," pamit Claudia.

"Ayah," panggil Raden dengan mata berkaca-kaca. Ratna pun bertingkah demikian. Harapan mereka hanyalah Chris, tetapi pria itu bersikap acuh tak acuh.

"Sudah, kalian menurut saja daripada nanti kena piring terbang," ujar Chris yang membuat kedua anak kembarnya seketika bergidik. Bukan tanpa alasan Chris mengatakannya, ini sudah pernah kejadian. Pertengkaran pertama mereka di awal pernikahan.

"Dadah, Kak Andre," sapa Ratna sambil melambaikan tangan. Andre membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangan.

"Mengurus anak kembar sepertinya sulit, ya," gumam Keisya.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang