19.3K 1.8K 14
                                    


Aciel sekarang sudah berada di depan gedung besar nan tinggi berkat bantuan orang-orang baik yang ia tanyai, dengan tangan kecil yang menenteng kotak bekal dan menatap bergantian kertas berisi alamat juga logo besar perusahaan di hadapannya.

"Woah besal sekalii!" Kagum Ciel menatap gedung kantor Papanya.

Ia berjalan sambil mengedarkan pandangannya kesana kemari dan bergumam kagum beberapa kali setiap matanya melihat sesuatu yang belum pernah dia lihat, dan

Brukk

Suara tubrukan yang dihasilkan oleh Aciel dan seorang pria yang hendak keluar dari gedung.

Ciel terjengkang kebelakang dengan bokong yang mencium lantai terlebih dahulu. Sedangkan seseorang yang ditabrak nya masih berdiri tegak seolah tak terjadi apa-apa.

Saking kagumnya, Ciel sampai tidak sadar bahwa seseorang sedang berjalan searah dengan nya. Untung saja benda yang dibawanya baik-baik saja.

"Aduhh pantatnya sakitt huhu"  Ciel meringis dan perlahan bangkit dari jatuhnya.

Aciel mendongak menatap pria tampan yang tinggi menjulang di depannya dengan takut-takut. Ia takut dimarahi karena kecerobohannya omong-omong.

DEG

Pria itu terpaku tercengang tapi berusaha ia sembunyikan dengan ekspresi datarnya. Mata itu! ia seperti pernah melihatnya entah di mana dan holy shit! rambut itu! Mengapa persis sekali dengan miliknya!

"Umm.. O-om tidak papa? Ada yang sakit tidak? Ciel minta maaf yaa hiks,"  Tanya Ciel menahan tangisan dengan mata berlinang air mata. Sekali saja dia berkedip pasti aliran sungai air mata akan tercipta melewati pipi berisinya.

"Hei nak jangan menangis, Saya tidak apa-apa sungguh." Bujuk pria itu sambil menyamakan tingginya dengan bocah  menggemaskan itu.

Pria itu melirik sesuatu yang ada di genggaman erat tangan kecil bocah di depannya. Apa itu kotak bekal? Pikirnya.

" Dengan siapa kau kemari hm? Untuk apa kesini?" Tanyanya.

Aciel yang ditanya mengusap air matanya, dan menatap lurus ke arah mata Ruby milik si penanya.

"C-ciel kesini sendili om,"

"Dan Ciel kesini untuk membeli Papa ini! Papa lupa bawa pelgi kelja Om!" Jawabnya lagi dengan aksen cadel sambil mengangkat tangan yang menggenggam pegangan kotak bekal.

Pria tadi sedikit tak paham dengan jawaban anak itu, tapi yang pasti maksud bocah lucu ini untuk mengantarkan kotak bekal kepada Papanya yang berkerja di sini.

"Baiklah kalau begitu, Saya akan membantumu."

Rezvan, ya pria tampan berwajah datar itu adalah Rezvan.

Ia memanggil salah satu pekerjanya yang terlihat senggang, mengambil kotak bekal dan memberikannya setelah orang itu berada di dekatnya.

"Siapa nama Papamu Nak?" Tanya Rezvan menunduk menatap bocah pendek itu.

" Nama papa Ciel adalah Papa Abian, Om!" Seru Aciel senang.

Rezvan mengangguk mengerti.

" Antarkan itu pada orang bernama Abian yang bekerja disini sebelum istirahat makan siang! "  Perintahnya dengan nada datar.

"Baik Tuan."  Ucap pekerja itu membungkuk hormat dan berlalu dari sana.

"Om, memangnya tidak Apa-apa suluh-suluh sepelti itu?" Tanya Aciel polos.

"Hm tidak apa-apa, lagi pula aku Bos disini." Jawabnya.

Aciel menganggukkan kepala mengerti dengan mulut mungil yang membulat.

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang