21

25.7K 2.2K 214
                                    


Matahari telah menyingsing dari ufuk timur, menerangi langit dengan sinarnya tetapi tak menembus beberapa tempat karena awan yang bergerumul. Namun Udara yang sedikit dingin dan berangin tak mampu menyurutkan semangat karakter utama kita untuk bekerja.

Ya, Abian sedang menyirami tanaman halaman belakang mansion sekarang.

Kebun dan taman yang dirawat Abian terlihat sangat indah, kupu-kupu tak henti-hentinya beterbangan menghisap serbuk sari bunga-bunga.

Abian tersenyum bangga melihat pencapaiannya dalam tiga hari ini.

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian itu, dan selama itu pula dia tidak bertemu dengan Rezvan.

Bukan tidak bertemu, hanya saja dia yang sengaja selalu menghindar saat berpapasan ataupun Rezvan menghampirinya.

Entah kenapa dia sedikit takut, dan kondisi tangannya sedikit memar dan sudah berwarna ungu samar. Tapi sudah tidak sesakit kemarin dan bisa leluasa bekerja.

Untuk Aciel, Abian kali ini memintanya untuk berada di dalam kamar saja bermain dengan mainannya, ia takut kejadian kemarin terulang lagi.

Tugasnya sekarang melanjutkan membersihkan daun-daun yang berserakan di sekitar halaman. Ia pun beranjak mengambil peralatan di gudang

Akan tetapi angin yang terlalu kencang berhembus, sehingga topi yang berbahan dasar bambu tipis yang ia kenakan terbawa aliran angin sampai terhenti di atas gudang.

' oh tidak '

Abian berjalan mendekati gudang dan berjinjit-jinjit guna memperjelas dimana letak topinya berada. Karena model atapnya flat roof jadi sepertinya dia bisa berdiri tanpa takut terperosot.

' itu cukup dekat, dengan tangga mungkin aku bisa mengambilnya ' monolog Abian dalam hati.

Ia pun memasuki gudang mencari tangga berukuran sedang yang tak terpakai, dan ya dia melihatnya ada di tempat paling pojok ruangan.

Tangganya tidak terlalu berat, jadi Abian bisa membawanya.

Dia menaruh tangga di posisi tepat dan aman, dan berancang-ancang menaiki atap gudang. Sudah di ujung tangga, tangannya tinggal terulur sedikit dan dapat di gapai,

Namun angin kembali berhembus, membuat topi yang tadinya dekat dengan tangannya semakin ke tengah-tengah atap membuatnya sedikit sulit untuk kesana.

Abian melongo tak percaya, padahal sedikit lagi pikirnya. Ia menghembuskan nafas pasrah dan menatap nanar topinya yang jauh disana.

' Astaga.. angin sepertinya sedang mengerjai ku '

•••

Di dalam ruangan kerja Rezvan tepatnya di mansion, terdapat Dua pria tampan berwajah datar berbeda usia sedang berbicara serius, tidak lebih tepatnya si pria muda sedang mengintrogasi si pria yang lebih tua.

" Katakan. " Ucap Frederic tegas.

Rezvan menghela nafas, anaknya ini benar-benar

" Yah seperti dugaan mu, rambutnya perak dan hanya Kyroz yang bisa. Itulah sebabnya Daddy membawanya kemari dan sedang mencari informasi mereka berdua."

" Tapi yang menjadi masalah adalah ibu dari anak itu, tidak ada infomasi mengenainya dan Abian, pria yang di panggil Papa itu masih belum jelas identitasnya. Apakah dia saudara dari ibu bocah itu, keluarga dekat atau keluarga jauh, belum ada yang tahu."

Frederic mendengarkan dengan seksama, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa empuk dan menyilangkan kakinya.

" Oh, jadi itu sebabnya beberapa hari ini kau tidak ke kantor, karena ingin mengawasinya."

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang