Tiga_Enam

17.8K 1.6K 219
                                    

Mari kita lihat apa yang terjadi di kamar Abian dan Aciel.

Travis dan Abian baru sampai tadi, dan apa yang mata Abian tuju membuatnya tertawa gemas.

Tiga anak manusia berambut sama tergeletak tak berdaya di atas kasur dengan posisi berbeda. Yang satunya terlihat normal meringkuk di tengah tapi wajahnya tertutupi oleh tangan bantet si paling kecil di antara mereka. Lalu yang satunya lagi telentang menyamping di bawah, bedanya wajahnya ini tertutupi kaki terbalut kaos kaki milik si kecil juga. Dan terakhir si kecil yang tepat berada di tengah mereka, tertidur tanpa terganggu sama sekali.

Travis meringis, merasa bersalah pada Sang papa karena tak bisa mencegah dua sepupunya itu tertidur di kamar orang lain.

" Maaf Pa, tadi saat ku tinggal mereka berdua masih sadar." Ujar Travis sambil menatap lekat Abian.

Abian malah justru tertawa dan mengacak rambut perak si anak kedua.

" Tidak apa-apa, papa tidak marah kok. Biarkan saja seperti itu." Abian memakluminya, mungkin anak-anak itu kelelahan karena perjalanan jauh bahkan belum sempat istirahat tadi.

Travis menghela nafas lega, pria di depannya ini sangat baik.

" Ciel tadi memanggil Papa saat tertidur, aku pikir dia ingin papa makanya aku memanggil tadi." Jelas Travis seraya membawa Abian untuk duduk di sisi kasur yang masih kosong tepat di sebelah Aciel.

Abian terkekeh, ia mengusap lembut surai anaknya. Setelah memperbaiki posisi tangan dan kaki anaknya.

" Adiknya memang seperti itu kak, tidak perlu cemas, itu biasa terjadi saat ia tertidur. Aciel akan berhenti saat kepalanya diusap seperti ini" jelas Abian dengan menunjukkan contoh pada Travis.

Travis mengangguk mengerti, ia akan mengingat ini.

" Bagaimana dengan lukamu Travis? " Tanya Abian lembut.

Travis melirik sikunya, yang terplester.

" Sudah mendingan pa, sudah kubilang kan ini hanya luka kecil, tidak perlu khawatir."

" Syukurlah kalau begitu."

Hening sejenak di dalam ruangan itu.

" Apa demam adik sudah turun? " Tanya Travis tiba-tiba.

Abian mengeceknya dengan teliti, dan tersenyum setelahnya.

" Demamnya sudah turun, syukurlah. Terimakasih karena turut membantu kesembuhan Adik Ciel kak Travis." Ucap Abian dengan senang ke arah Travis yang berdiri di dekatnya, sampai mata cantiknya menyipit membuat sebuah eye smile disana.

Travis tertegun, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, telinganya memerah antara terpesona dan malu.

" Y-ya sama-sama pa.." balas Travis gugup, sial!

Abian tertawa pelan karena tingkah Travis. Ia beralih melihat Owen yang gelisah mengerutkan keningnya, sepertinya anak itu mimpi buruk.

Dengan inisiatif tangannya terulur mengusap lembut kening Owen.

" Sst sst tidak apa-apa, tenang ya mimpi buruknya sudah pergi " bisik Abian pelan pada Owen. Dan seketika Owen kembali tertidur tanpa terganggu.

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang