Alunan tangisan lemah dari seorang anak kecil menggema di mansion Kyroz, dia adalah Aciel, dengan pakaian hangat dan kaus kaki tebal terbalut di kaki kecilnya, tak upa plester penurun panas di dahi sempitnya.
Bocah itu terus merengek ingin terus digendong sedari tadi, kepalanya terasa pusing dan setiap tarikan nafasnya menjadi berat tidak seperti biasanya.
Kalau salah satu dari mereka duduk pasti bocah itu merengek lagi, pokoknya dia hanya ingin di gendong itu saja.
Demamnya tadi malam masih berlanjut sampai pagi ini, membuat Rezvan, Abian, Frederic, serta Travis kelimpungan di buatnya.
Aciel merasa tidak nyaman pada tubuhnya, tapi juga terlalu malas memberitahu pada orang di dekatnya, yang hanya dia lakukan merengek dan terus menangis. Mimmi pun dia abaikan, moodnya sedang buruk.
" Hiks huhu..palanya putal-putal Papaa." Rengek Aciel lirih di gendongan Frederic, kakak pertamanya dengan memejamkan matanya.
Abian merasa kasihan, sangat jelas raut wajah khawatir di wajahnya. Ia mendekat dan mengelus-elus pelipis anaknya, mencoba meredakan rasa pusing Aciel.
" Cup cup pusing ya? Jangan nangis lagi, makin tambah pusing nanti kalau nangis terus." Ucap Travis yang ada di dekat Frederic.
" Eum.." gumam Aciel menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Frederic.
" Ciel mau apa hm? Ayo bilang sama Daddy." Bujuk Rezvan mendekati mereka.
" Mau..main " gumam Aciel di pudak lebar Frederic.
Rezvan heran, anaknya ini sedang sakit. Berjalan saja tidak bisa apalagi main.
" Main apa sayang? " Tanya Rezvan lagi
Aciel yang tadi enggan menampakkan wajah memerahnya, perlahan mendongak menatap Daddy tampannya. Ia mengulurkan tangannya, meminta untuk di gendong oleh Daddynya.
Rezvan menerimanya dengan baik, ia dapat merasakan hawa panas kulit Aciel saat berpindah di gendongannya. Dia mengecupi pipi hangat Aciel dengan sayang.
" Daddy.. seligala" ucap Aciel lirih, tangan kecilnya fokus memainkan kancing kemeja milik Rezvan.
" Hm? " Rezvan bingung,
" Mau main sama seligalaa." Celetuk Aciel dengan nada mendayu.
Entah kenapa si kecil itu ingin bermain dengan serigala. Kenapa dia tahu ada serigala disini, itu karena saat dia tersesat di mansion yang luas dan besar ini, kaki kecil itu membawanya ke tempat yang mana ruangan itu memiliki beberapa kandang dengan hewan buas di dalamnya. Dan saat itulah mata bulatnya melihat penampakan siluet serigala besar berwana hitam dengan mata kuning emas. Tapi saat dirinya hendak mendekat, tiba-tiba seorang bodyguard yang sedang berjaga mencegahnya, demi keselamatan katanya, jadilah dia di bawa kembali ke tempat dimana seharusnya dia berada dengan kekecewaan.
" Serigala? " Travis memastikan, karena hanya dirinya yang memelihara serigala disini.
" Iyaa.. wolf, walna hitam besalll matanya kelenn." Jelas Aciel sedikit bersemangat dengan binar di mata amethyst nya.
Tiga Kyroz saling bertatapan, mereka yakin sekali serigala yang dimaksud Aciel. Itu adalah serigala peliharaan Travis, tidak ada yang berani mendekatinya selain Travis, karena hanya ke pemiliknya lah dia jinak. Serigala itu sedikit sensitif dengan hal baru.
" Memangnya Ciel berani? Serigalanya galak loh." Tanya Frederic yang sudah duduk di sofa.
Aciel menegakkan punggungnya yang tadinya membungkuk memeluk Rezvan.
" Belanii soalnya Ciel suka hewan." Celetuk Aciel menatap lawan bicaranya.
" Tidak." Ujar Rezvan menolak, bukannya apa ia tahu betul tabiat serigala milik anak keduanya itu. Ia takut anak bungsunya kenapa-napa.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST BOY
FanficMenceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian urut sendiri ya, soalnya aku mau perbaiki tapi ga tau gimana, karena di daftar punyaku tersusun rapi. M...