Empat_Puluh

12.2K 1.2K 153
                                    


*Beberapa Tahun Silam

Seorang pria bermata indah berdiri ragu di depan mansion mewah bernuansa modern. Entah bagaimana caranya ia bisa lolos dari penjagaan mansion itu.

Di gendongannya terdapat anak laki-laki lucu berusia sekitar satu setengah tahun sedang tertidur pulas.

Pria yang nampak masih muda itu menatap sendu anaknya, merasa sedikit ragu dengan keputusannya, tapi tidak ada cara lagi selain ini.

" Maaf nak "

Ia memantapkan hatinya, jarinya menekan sebuah tombol yang terhubung dengan interkom dari kedua sisi.

" Permisi, aku ingin bertemu dengan Tuan Sinclair." Ucap pria itu saat terdengar nada sapaan sopan dari interkom.

" Mohon maaf sebelumnya, apakah anda sudah membuat janji? " Tanyanya.

" Itu... Aku belum, tapi kumohon ini sangat penting."

" Baiklah, mohon tunggu sebentar."

Pria itu menunggu dengan sabar, sesekali menimang bayi di gendongannya dengan sayang.

Tak lama pintu besar nan tinggi terbuka, menampilkan seorang pria dewasa dengan paras tampannya.

" Siapa kau." Tanya Tuan rumah.

Pria bermata cantik itu tersentak saat nada datar itu begitu terdengar di telinganya.

" Aku minta maaf telah menggangu waktu anda Tuan."

Tuan Sinclair hanya diam, menunggu pria di depannya ini melanjutkan katanya.

Pria bermata cantik itu menatap lekat bayinya, lalu mengecupnya lama. Di dalam hatinya permintaan maaf berulangkali ia ucapkan. Kalung berbandul miliknya ia pakaikan pada si bayi, sebagai kenangan dari sang ibu.

Setelah selesai, ia memindahkan bayi itu pada Tuan Sinclair. Sementara itu Tuan Sinclair bingung dan heran dengan perbuatan pria di depannya.

" Anda pasti bingung Tuan, tapi aku akan menjelaskannya."

" Anak itu adalah darah daging anda Tuan, mungkin anda tidak percaya tapi itu adalah kebenarannya Tuan."

" Apa maksudmu sebenarnya." Tuan Sinclair terlihat kesal.

" Tolong jaga bayi itu baik-baik Tuan. Aku minta maaf karena tidak bisa menjaganya karena alasan tertentu." Pria itu menunduk menahan tangisan. Ia tidak rela bayinya ia berikan kepada orang lain, tapi ia bisa apa! Dia juga terpaksa!

Ia mendongak, pipinya putihnya sudah di aliri  oleh air mata.

" Namanya Abyan Oliver, dan dia bayi laki-laki."

" Apa-apaan kau! Apa kau sudah tidak waras?!"

" Tuan aku juga terpaksa, tolong rawatlah sebentar, jika anda memang tidak bisa menerimanya tolong cari aku dan kembalikan padaku Tuan."

Pria itu berusaha menahan agar tangisannya tidak meledak, hatinya sungguh sakit akan berpisah dengan anaknya. Ia tidak berdaya, takdir seperti mempermainkannya.

Ia sudah bersembunyi sebaik mungkin dari keluarga biadabnya itu, tapi tetap saja mereka menemukannya. Ini adalah jalan terbaik yang bisa ia putuskan, anaknya akan aman dengan ayah kandungnya.

Keluarganya tidak menerima bayi yang sudah ia lahirkan itu, menurut mereka bayi itu membawa sial bagi keluarga mereka jika tetap hidup. Karena itulah dia selama ini bersembunyi, ia tidak ingin anak

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang