18.7K 1.6K 15
                                    

Setelah acara makan bersama, kini Rezvan dan sahabatnya tengah membicarakan proyeknya. Sedangkan Aciel sudah tertidur pulas di atas pangkuan Rezvan, pipinya terhimpit di dada bidang milik Rezvan sehingga membuat bibir ranum mungilnya terbuka.

Baru kali ini Aciel tertidur tanpa meminum susu terlebih dahulu, antara dia sangat kekenyangan, kelelahan atau karena dekapan hangat milik Om Rezvan.

"Kau tetap ingin menggusur tempat itu?" Tanya Foster serius.

"Aku tak begitu yakin.. anak ini, tinggal di area sana" ucap Rezvan menatap raut tertidur Aciel. Terlihat bibir mungil itu bergerak-gerak seolah mencari sesuatu.

Lucu sekali.

"Kenapa kau peduli? Kau tau, kau seperti bukan dirimu yang ku kenal" lanjut Foster penasaran.

"Begitukah? Ntahlah aku juga bingung dengan ku, sejak bertemu anak ini bahkan belum sehari diriku sudah berubah sampai-sampai kau menyadarinya." Jelas Rezvan panjang, tangan besarnya menepuk pelan punggung sempit Ciel.

"Ku sarankan padamu untuk mencari tahu semuanya, kalau kau yakin dia bukan anakmu mungkin dia anak kakakmu atau keluarga mu yang lain."

"Tanpa kau beritahu pun akan ku lakukan." Ujarnya serius.

"Untuk masalah proyek kita bisa menundanya, toh satu proyek gagal tidak akan membuat kita bangkrut." Ucap Foster santai.

"Hm kau benar" Rezvan menyunggingkan senyum tipis.

Rezvan hanya menunjukkan sisi lainnya kepada orang yang dipercayainya, banyak yang mengatainya orang jahat tak berperasaan namun mereka hanya melihat sisi luarnya saja. Biarlah mereka terus berprasangka buruk tentangnya, yang penting tidak mengusik hidup tenangnya.

Ya Rezvan dan ketidakpeduliannya.

°°°

"Bagaimana, kau menemukannya?" Ucap seseorang duduk membelakangi orang yang ia tanyai di ruangan luas nan mewahnya.

"Kami masih berusaha Tuan," ucap bawahan itu menunduk hormat, tak berani melihat Tuannya.

Pria yang dipanggil Tuan itu berdecak kesal, anak buah nya sungguh tidak becus, mencari seseorang saja sesusah itu.

Ia berbalik menatap bawahannya, aura di sekitar nya terasa tak bersahabat, sungguh mengerikan.

"Lanjutkan tugasmu, kau tau akibatnya jika gagal bukan?" Ujarnya sambil meminum seteguk minuman yang ada di mejanya.

"B-baik Tuan! Kami akan lebih berusaha lagi." Jawabnya gugup merasa terintimidasi.

"Pergi."

Sang bawahan menunduk hormat dan berlalu keluar dari ruangan itu dengan keringat dingin. Dia harus segera menemukan orang itu atau mereka semua akan menerima akibatnya, satu kata untuk sang bos, mengerikan.

Lengan kekar dengan urat menonjol terpampang, membawa kedua sikunya bertumpu pada meja datar, menyatukan tangannya di depan mulut yang tersungging senyum miring yang terlihat berbahaya.

"Kelinci kecil sangat pandai bersembunyi hm." Ucapnya datar diiringi kekehan pelan.

I'll find you naughty bunny.

°°°

Waktu sudah menjelang sore, ini saatnya Abian dan karyawan lainnya pulang, kecuali untuk yang memang ingin lembur mereka harus tinggal lebih lama.

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang