Rezvan tiba di mansion nya dengan perasaan senang, namun tertutupi oleh wajah datarnya.
Para pelayan menunduk hormat saat Rezvan melewati mereka. Mereka menyadari aura Tuan nya saat ini sedikit berbeda dari yang biasanya.
Rezvan menyerahkan sekantong berisi cookies ke kepala pelayan.
" Simpan itu baik-baik." Titah Rezvan, yang dimengerti oleh si pelayan.
Di ruang keluarga terlihat remaja kisaran 17 tahun, tengah duduk memainkan ponsel mahalnya.
Melihat kedatangan ayahnya ia menanyakan hal yang beberapa hari belakangan ini selalu menghantuinya." Dad bagaimana?" Tanyanya.
" Hm? Apa? " Rezvan balik tanya, ia sengaja ingin menggoda anak keduanya itu.
Travis menatap datar Daddynya dan berdecak pelan.
" Hasilnya Dad "
" Oh, lihat di meja kerja Daddy."
Mendengar ucapan ayahnya, Travis segera berlari menuju ruang kerja Rezvan.
Setelah beberapa saat ia keluar dengan raut berseri-seri di wajah datar yang mirip dengan Rezvan itu.
Rezvan yang melihatnya mendengus pelan disertai senyuman tipis andalannya.
" Hubungi Kyroz, katakan ada yang ingin bertemu dengan mereka. "
" Hm. " Setelah menjawab dengan gumaman Travis berlalu menuju kamarnya sembari mengutak-atik ponselnya.
" Ken! " Panggil Rezvan pada asisten pribadinya, kendrick.
" Ya Tuan. " Ken yang baru saja tiba setelah mengerjakan pekerjaan Rezvan di kantor menyahut.
" Siapkan kamar di lantai dua, dan tambah jenis bunga-bunga di taman. Dan juga kirim beberapa orang ke rumah Abian perintahkan mereka merawat nya dengan baik"
" Baik Tuan, sesuai permintaan anda." Ken melirik pelayan yang sedari tadi berada di belakang mereka, pelayan menganggukkan kepala mengerti dan segera melakukan perintah dari tangan kanan Bos mereka.
" Cari semua informasi Abian Oliver tanpa terkecuali. " Titah Rezvan mutlak dan meninggalkan Ken yang berdiri memegang alat yang ada di telinganya, berbicara dengan seseorang IT profesional diseberang sana.
•••
"Papa kenapa kemas-kemas? Kita mau pelgi ya?"
Tanya Aciel yang duduk berjongkok di sebelah Papanya sambil mata bulatnya memperhatikan gerak gerik Abian.Abian yang sedang memasukkan beberapa bajunya dan baju Aciel di dalam koper menoleh.
Tersenyum dan membuat isyarat,
" Iyya sayang, kita mau pindah sementara. Papa akan bekerja di rumah Om Rezvan. Ciel masih ingatkan? "
" Woahh ikutt Ciel mau ikutt Papaa. " Pekik Aciel antusias, matanya berbinar senang.
" Tentu saja Ciel ikut, tapi janji sama Papa bila sampai disana anak Papa tidak boleh nakal ya, Mengerti nak?"
Aciel mengangguk cepat.
"Iyaa Papaa... Papa, Ciel boleh bawa mainan tidak ya? " Tanya Aciel memiringkan kepalanya, telunjuk kecilnya mengetuk pelan dagunya.
Abian mengulurkan jari putih lentiknya, mengusap pelan pipi berisi Aciel dengan lembut.
" Aciel bisa bawa tapi sedikit saja ya, yang Ciel ingin mainkan saja, oke? "
KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST BOY
FanfictionMenceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian urut sendiri ya, soalnya aku mau perbaiki tapi ga tau gimana, karena di daftar punyaku tersusun rapi. M...