Dengan kondisi remang-remang, Jari-jari milik pemuda berusia kisaran belasan tahun bergerak
lincah di atas keyboard komputer canggihnya di ruangan tertutup miliknya sendiri.Dua orang di sampingnya hanya diam memperhatikan anak itu bekerja dengan huruf dan angka yang rumit.
Beberapa menit telah berlalu, suara ketikan cepat memenuhi ruangan mereka, membuat suasana semakin serius. Tak lama umpatan dari pemuda itu memecah keheningan.
" Ck Sial. " Pemuda itu berdecak dan mulai fokus dengan layarnya lagi.
" Ada apa. " Tanya Pria tampan yang tadi hanya diam dengan menyilangkan tangannya di depan dada angkuh.
" Gagal lagi. " Jawab remaja itu masih fokus dengan komputernya.
Edward menghela nafas panjang, kapan dia bisa menemukannya? Ia sedikit frustasi omong-omong.
Remaja yang bernama James mendengar helaan nafas itu merasa bersalah, tapi ia tetap berusaha mencarinya. Ia yakin bisa menembus pertahanan IT milik Kyroz, ingat dia itu jenius, lawannya saja yang lebih kuat.
" Aku akan lebih berusaha, yakinlah padaku." Serunya lalu berbalik menatap dua pria itu satu-persatu.
Theo kasihan sebenarnya, anak semuda ini harus bekerja sekeras itu. Tapi info yang mereka cari ini sangat penting untuk mereka.
" Jangan terlalu memaksakan diri, istirahatlah sejenak." Ujar Theo khawatir.
Remaja itu menggeleng pelan, ia secepatnya harus menemukan lokasi itu demi uang.
" Tidak, secepatnya akan ku temukan. Aku butuh uang. Tolong jangan meminta orang lain untuk melakukannya." Ucap James serius menatap Edward.
" Ini yang terakhir, kutunggu kabar baik darimu."
Setelah mengatakan kalimatnya, Edward keluar dari rumah sederhana itu dengan raut datarnya.
Theo yang ditinggalkan mengumpati mantannya itu dengan raut kesalnya. Ia berniat menyusul, tapi sebelum itu ia harus berbicara sesuatu dengan James.
" James, jangan terlalu menekan dirimu. Nanti kau sakit, bagaimanapun kau ini masih muda, Aku akan membujuknya untuk lebih sabar, mengerti? " Ujarnya pada James yang diam menunduk di tempatnya.
Anggukan kecil dari James membuat Theo dapat bernafas lega, ia tak tega melihat anak ini bekerja begitu keras demi uang yang sangat dibutuhkannya.
" Baiklah kalau begitu aku pergi, jaga kesehatanmu ya! "
Theo berlari kecil keluar dari rumah sederhana tersebut setelah memberikan usapan lembut pada pucuk kepala James, meninggalkan James yang menatap kepergiannya dengan tatapan tak dapat dibaca.
Ia berbalik ke arah layar yang menyala dengan kode-kode rumit dan mulai fokus berkerja lagi.
" Maaf, tapi aku harus menyelesaikannya."Setelahnya ruangan khususnya hanya dipenuhi oleh suara ketikan lincahnya dan suara monitor dari alat canggihnya.
•
Theo berhasil menyusul langkah panjang Edward. Pria yang lebih pendek mendengus melihat wajah yang senantiasa datar itu. Matanya menatap sekelilingnya, cukup sepi tidak ada orang lain selain mereka berdua disini, yah maklum karena lokasi James memang sedikit agak jauh dari keramaian. Tapi suasana disini enak, cocok untuk seorang introvert.
Pria yang lebih pendek sekarang berfokus pada si tampan di sebelahnya, nampak kesal di balik wajah datarnya itu.
" Kau terlalu keras padanya. Dia masih anak-anak asal kau tau." Seru Theo mensejajarkan langkah mereka menuju mobil sambil melirik mantan atasannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST BOY
FanfictionMenceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian urut sendiri ya, soalnya aku mau perbaiki tapi ga tau gimana, karena di daftar punyaku tersusun rapi. M...