¹

27.2K 1.8K 30
                                    

Matahari bersinar di pagi hari yang cerah ini, sinarnya sampai masuk pada celah gorden rumah sederhana yang tampak hangat dan nyaman di pinggiran kota.

Seseorang yang sedang tidur nampak terganggu dengan sinar itu, ia menggeliat dan menutupi seluruh badannya dengan selimut untuk menghindari gangguan tidur nyamannya.

Tok.

Tok.

Tok.

Cklek

Suara ketukan dan pintu terbuka tidak membuat bocah itu terganggu sedikitpun, sepertinya tidurnya nyenyak sekali.

Oknum pengetukan pintu tadi adalah Abian, papanya bocah mungil yang ada di kasur saat ini. Ia hendak membangunkan anak kesayangannya yaitu Aciel untuk sarapan.

Abian menarik pelan selimut yang menutupi anaknya dan mengecupi seluruh bagian wajah sang empu sampai merasa kegelian.

Aciel terkekeh karena serangan kecupan itu, mata bulat dengar binar indahnya pun terbuka. Menatap garis wajah lembut tampan yang dominan cantik papanya. Itu adalah pemandangan favoritnya setiap hari, ah Aciel benar-benar menyayangi papanya ini.

Abian yang melihat anaknya tengah menatapnya, tersenyum lembut dan memberikan ciuman lama di dahi anaknya, bukti bahwa ia sangat sangat menyayangi Aciel.

"Ayo bangun sayang, mandi lalu ke bawah untuk sarapan bersama Papa okey' perintah Abian menggunakan bahasa isyaratnya.

"Okey Papa!" Balas Aciel semangat.

Cup!

Aciel mengecup bibir ranum merah muda milik Papanya lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi yang ada di kamar nya.

Abian terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya akan tingkah menggemaskan anaknya. Ia pun berdiri untuk menyiapkan keperluan anaknya dan membereskan tempat tidur yang terlihat berantakan.

Tak lama suara pintu kamar mandi terbuka, dan muncullah bocah imut dengan handuk kebesaran yang membalut seluruh bagian badannya. Menggemaskan sekali!

Kaki kecil itu membawa dirinya ke tempat Papanya berada, ia diangkat dan dibaringkan pada kasurnya. Abian pun memulai memberikan bedak dan minyak telon pada Aciel agar anaknya tetap hangat dan mendandaninya tak lupa mengikat rambut yang agak panjang itu gaya apple hair dan selesai! bayinya sekarang sudah siap untuk sarapan.

Jangan heran Abian memperlakukan anaknya seperti bayi,   sampai kapanpun bagi Abian Aciel adalah bayi kecil kesayangannya. Meski umur Aciel sekarang 12 tahun dia tidak seperti anak seusianya, Aciel itu memiliki wajah baby face, mata bulat besar dengan binar indah seperti papanya, hidung bangir mungil, bibir pink alami kecil, pipi bulat seperti mochi yang merona merah dan warna rambut yang berbeda dengan Papanya.

Mungkin turunan dari Ayah biologisnya, tapi Abian tidak mempermasalahkan itu apapun yang ada pada anaknya ia menyukainya, dan ada lagi Aciel ituu ekhem pendek dan cadel hehe, jangan mengejeknya ya nanti dia menangis dan merajuk. Sepertinya pendek itu turunan dari Papanya upss baiklah lupakan itu. Sampai saat ini Abian masih kuat menggendong Aciel, seringan itu padahal makannya banyak.

Selesai sudah acara mari mendandani bayi Aciel, sekarang mereka berdua menuju ke bawah untuk sarapan, di sana sudah tersedia masakan sederhana yang dimasak oleh Papa Abian dengan cinta.

Aciel didudukkan tepat disebelahnya, Abian mulai mengambilkan nasi dan lauk serta sayur wortel kesukaan Aciel lalu mulai menyuapi anaknya.

Sebenarnya Aciel bisa saja makan sendiri, tapi itu akan lama sekali karena Aciel mengemut sari-sari makanan yang masuk di dalam mulutnya lalu ia kunyah perlahan. Makanya Abian harus menyuapi anaknya untuk menghemat waktu.

"Jangan diemut Sayang, dikunyah " Abian dengan bahasa isyaratnya

Aciel mengangguk lalu mulai mengunyah makanannya sampai pipinya menggembung lucu.

Abian terkekeh pelan melihat tingkah bayinya yang menggemaskan dan mulai menyuapi dirinya sendiri.

-

Abian sekarang tengah mencuci piring, sementara Aciel sedang bermain di ruang tamu sambil menyedot botol dot berisi susu kesukaannya.

Hari ini hari libur jadi Abian tidak pergi bekerja, Abian bekerja di salah satu perusahaan sebagai OB. Walaupun begitu, gaji yang ia dapat mampu menghidupi dirinya dan anaknya, tak jarang pula Abian mendapatkan bonus karena giat bekerja.

Kalau Aciel ia baru lulu sekolah dasar dan masih dalam masa-masa libur sekolah jadi dia terlihat santai, ia malah sering membantu Papanya di rumah jika dibutuhkan.

Seperti saat ini, setelah mencuci piring tadi Abian teringat kalau tepungnya habis, padahal ia berencana ingin membuat cookies untuk cemilan anaknya di rumah.

Jadi ia sekarang menuju ke tempat anaknya berada,untuk meminta tolong dibelikan tepung di minimarket yang tak jauh dari rumah mereka.

" Aciel Sayangnya Papa, Papa boleh minta tolong? "

Aciel melepaskan dot dari mulut mungilnya dan mengangguk.

" Boleh sekali Papa! Papa mau minta tolong apa kepada Ciel" ujarnya senang, Aciel suka jika Papanya butuh pertolongannya.

"Terima kasih banyak Sayang, tolong Ciel belikan Papa tepung di minimarket yang biasanya ya, berhati-hatilah di jalan"  isyarat Abian sambil memberikan uang belanja.

Cup

" Ottey Papa! Ciel belangkat dulu babayyy" ucap Aciel setelah mendapatkan kecupan singkat oleh Papa Abian.

Abian melambaikan tangannya dan berdoa di dalam hati berharap anaknya baik-baik sampai di tujuan.

-

Sekarang Aciel sudah sampai dengan selamat di minimarket, ia pun melangkah untuk mendapatkan tepung di tempat biasanya sang Papa pergi.

Orang-orang yang ia lewati terkadang dibuat gemas olehnya, lihatlah rambut tungkai apel yang ikut bergerak seiring langkahnya, dengan outfit jumpsuit dan kaos lengan panjang berwarna cerah serta sepatu yang pas di kaki kecilnya sukses membuat siapa saja menahan diri untuk mengarunginya dan membawanya pulang sebagai komsumsi pribadi.

Tak lama Aciel pun sampai tujuan dengan arahan orang-orang yang ia tanyai.

Tangan kecil itu mengambil satu tepung dan ia peluk erat di depan dadanya, dan beranjak untuk membayar.

Sesekali Aciel berhenti sejenak karena objek yang menarik perhatiannya seperti permen, biskuit, boneka dan lain sebagainya lalu mulai berjalan kembali ke tujuan awalnya.

"Akhilnya Ciel sampai juga di kasil" gumam Aciel senang.

Ada dua orang di depannya yang ikut mengantri, dengan sabar ia menunggu sambil memeluk erat tepungnya, takut jatuh.

Sekarang adalah gilirannya baru ingin melangkah maju tiba-tiba ada seseorang yang mendahuluinya mengambil giliran membuatnya terkejut, hey apakah aku sekecil itu sampai tidak terlihat olehnya? Pikir Aciel

Dengan berani Aciel menarik-narik celana bahan yang dikenakan seseorang itu.

Sementara korban tarikan yang merasa celananya bergerak menunduk penasaran.

" Halo pelmisi kakak, sekalang gililan Ciel untuk membayal"

DEG

TO BE CONTINUE
                 211123

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang