Tiga_Sembilan

19.4K 1.5K 119
                                        

Rezvan dan Aciel senang saat melihat mata cantik yang terlihat sayu itu terbuka perlahan
menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.

" Sayang! "

" Papaa! Yeyy Papa bangunn."

Mereka berdua mendekat, Aciel memilih untuk duduk di kasur sebelah Papanya.

Abian dengan pandangan sayu nya tersenyum lemah, tangannya ia bawa untuk mengusap lembut wajah imut anaknya sayang.

Lalu beralih pada Rezvan yang sibuk mengganti kain kompresan di kepalanya.

" Kata ibu kau demam sayang, maaf karena tidak menemanimu malam itu." Ujar Rezvan menyesal dan merasa bersalah, ia menatap teduh Abian yang melihatnya juga.

" Tidak.. apa-apa Tuan. " Abian membalas sambil mengusap pelan lengan Rezvan dengan tangan hangatnya.

Rezvan tersenyum lalu mendekat untuk memberikan kecupan singkat pada pipi merah Abian.

" Cepat sembuh sayang, kami semua khawatir." Ucapnya setelahnya.

Abian yang tersipu membalasnya dengan anggukan, ia malu tiba-tiba di kecup seperti itu, apalagi anaknya dengan tatapan polos melihat daritadi.

Aciel yang hanya diam tiba-tiba memberikan ciuman singkat pada pipi sebelah Papanya itu. Dia ingin mengikuti apa yang dilakukan Daddynya itu.

CUP!

" Cepat sembuh sayangg hehe " Si kecil itu cengengesan setelahnya. Abian yang dibuat kaget karena tingkah spontan nya terkekeh gemas.

" Iyya sayang, terimakasih yaa." Lirih Abian mengusap sayang pucuk kepala anaknya.

Rezvan melirik anak bungsunya juga terkekeh, apakah anaknya ini tadi menirunya? Haha lucunya.

" Apa ini, Ciel meniru Daddy? " Tanya Rezvan bercanda.

Dan anggukan semangat yang diterima olehnya.

" Iyyaa, Ciel ingin sepelti Daddy Lesvan bial bisa jaga Papa hehe." Pekik Aciel menjawab Daddynya, kedua orang taunya tertawa mendengarnya.

" Anak ini.. kenapa lucu sekali hm? Apakah karena Papa Abianmu hm?" Celetuk Rezvan dan mulai menggelitiki anaknya yang sudah terbaring di kasur sebelah Papanya.

" Haha Dydyy gelii ahahaha." Aciel tertawa dan berusaha menahan tangan besar Daddynya yang senantiasa memberikannya gelitikan main-main.

Tawa kekanakan yang dibuat Aciel membuat siapa saja senang mendengarnya, termasuk Abian. Perasaannya jadi lebih baik pagi ini.

Tapi kegiatan menyenangkan itu terhenti karena suara ketukan dan munculnya seseorang dari balik pintu.

" Nenekk " pekik Ciel melihat nenek Rosa nya saat pintu terbuka.

Rosalind tersenyum lembut melihat cucunya yang lucu itu begitu antusias. Lalu menatap Abian yang sudah bersandar dengan bantuan Rezvan tadi.

" Sudah bangun nak? Bagaimana perasaanmu hm? " Tanya Rosalind yang sudah meletakkan nampan di nakas samping ranjang. Tangannya tak lupa memeriksa suhu tubuh calon menantunya itu.

Perasaan Abian menghangat menerima semua perlakuan itu, jadi begini rasanya diperhatikan ibu? Sangat nyaman.

" Sudah lebih baik ibu, terimakasih banyak. Maaf karena merepotkan ibu." Jawab Abian menatap lekat Rosalind.

" Eitss jangan bilang begitu, Abian tidak merepotkan ibu sama sekali. Justru ibu senang karena sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini. Abian anaknya ibu juga, Jadi jangan merasa sungkan dengan ibu oke? " Rosalind menangkup wajah kecil Abian dengan kedua tangannya, ia mengelusnya lembut dan penuh kasih sayang seorang ibu.

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang