Masih di dalam kamar milik Rezvan, dua orang dewasa sedang melakukan kegiatan mereka masing-masing. Yang satunya bersandar dengan nyaman sambil memainkan tangan besar milik pria yang disandari, sementara pihak yang menjadi sandaran memperhatikan tingkah apa saja yang sedang dilakukan pria kecil di depannya.
Abian mencocokkan kedua tangan mereka yang sangat terlihat jelas perbedaannya.
Sesekali meletakkan tangan berurat Rezvan di pipi putihnya yang hangat, katanya sih tangan Rezvan dingin, enak.
Dan Rezvan yang daritadi hanya melihat menggigit bibir dalam gemas, sungguh pemandangan di depannya sangatlah menggemaskan.
Omong-omong ia jadi teringat dengan hadiah untuk Abian.
" Aby.. " panggil Rezvan lembut.
Abian yang menangkupkan kedua tangan Rezvan di pipinya menjawab seraya mendongak ke atas yang dimana langsung berhadapan dengan rahang tegas Rezvan.
Tampan
" Iyya? " Dengan tatapan polosnya Abian menunggu kata kata yang akan keluar dari bibir kekasihnya? Ya bisa dibilang begitu kan?
Rezvan yang terlampau gemas mencium pucuk hidung kecil bangir milik Abian dan pipi kemerahan itu, sampai sang empu terkekeh geli.
" Ada hadiah untuk mu, Aby mau tidak? "
" Benarkah? Dari siapa Kak Evan?" Tanya Abian sambil memperbaiki posisi duduknya menjadi saling berhadapan.
" Dari kak Evan mu tentu saja, tunggu sebentar aku akan mengambilnya."
Rezvan menjulur untuk membuka laci yang ada didekat ranjangnya tanpa bergerak dari posisi duduknya, tangannya sangat panjang makanya dapat menjangkau dengan mudah.
Sementara itu Abian dengan patuh menunggu sambil memperhatikan gerak gerik Rezvan.
Dua benda berbeda ukuran sudah ditangan Rezvan, ia kembali pada posisinya semula, saling berhadapan.
" Kemarikan tangan mu." Rezvan meminta tangan Abian
Dengan polosnya si pria kecil di depannya memajukan kedua tangannya, Rezvan sampai tertawa dibuatnya.
" Satu saja sayang."
" Oh? Hehe maaf.. "
Rezvan tersenyum tampan, memegang tangan kiri putih lentik milik Abian dan dengan perlahan memasukkan cincin berbahan platinum dengan biasan permata Amethyst dan Ruby yang selaras dengan warna mata mereka berdua.
" Kamu tak lupakan kalau sekarang kamu adalah tunanganku kan."
Cincin yang ia desain sendiri itu terlihat indah saat tersemat di jari manis kiri Abian, ia tidak asal-asalan dalam memilih bahan untuk cincin tersebut.
Pria itu mengecup dan mengusap dengan sayang tangan putih itu, lalu menatap penuh puja pria kecil yang fokus menatapnya juga.
" Ini bukti bahwa aku tidak main-main dengan ucapanku, dan maaf caraku melamar mu tidak seromantis orang lain. Apa Aby menyukainya? " Tanya Rezvan.
Abian terpukau dan berbinar melihat cincin itu dengan senyum lembutnya ia balas menatap Rezvan yang sudah menunggu jawaban darinya.
Cantik sekali
" Eum Tidak apa-apa, ini sangat cantik, terimakasih kak Evan. "
" Sama-sama sayang."
Namun setelah beberapa detik Abian baru menyadari sesuatu yang membuatnya menunduk sedih.
Rezvan kelimpungan dibuatnya, tadi pria kecilnya tersenyum senang tapi tiba-tiba saja menjadi murung seperti ini.
" Hey ada apa hm? Kenapa sedih sayang? " Tangan besar nya terulur mengusap lembut pipi hangat calon istirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMETHYST BOY
FanfictionMenceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian urut sendiri ya, soalnya aku mau perbaiki tapi ga tau gimana, karena di daftar punyaku tersusun rapi. M...