Tiga_Delapan

16.2K 1.5K 187
                                    


Pagi-pagi sekali, saat matahari telah memunculkan semburat cahaya lembut, Rezvan bergegas untuk pulang setelah mendengar kabar bahwa Abian nya sedang demam.

Di dalam mobilnya yang dikendarai Kendrick sebagai supir, pria tampan nan rupawan itu terlihat uring-uringan. Bahkan pakaian yang dikenakan olehnya tidak serapi saat ia pergi semalam. Dia sangat khawatir dengan kekasih hatinya itu,

Dia ingat jelas saat ia meninggalkan Abian dan Aciel di kamarnya pria cantik yang sehabis menangis itu terlihat baik-baik saja. Apakah karena Abian terlalu banyak menangis makanya terserang demam? Ah apapun itu ia harus segera melihat calon istirnya itu terlebih dahulu.

Ia juga khawatir dengan bocah kecilnya, apakah anak itu menangis saat mengetahui papa kesayangannya sakit? Atau apakah anaknya itu ikut terkena demam juga? Sungguh ia ingin segera sampai saja kalau begini.

" Masih jauh Ken? " Tanya Rezvan tiba-tiba. Karena jalur yang mereka lewati ini sedikit berbeda dari yang biasanya.

" Tinggal setengah perjalanan lagi Tuan." Asisten itu menjawab sopan dan tetap terfokus pada jalanan di depannya.

" Percepat."

" Baik Tuan."

Mobil pun melaju lebih cepat membelah jalanan sepi di tengah hutan di temani sinar matahari yang mulai meninggi.

Di mansion Rezvan Kyroz, terlihat bocah kecil yang kita tahu adalah Aciel sedang mondar-mandir di depan kamar Daddynya. Dengan piyama motif lucu, muka bantal baru bangunnya dan rambut yang seperti singa. Tak lupa plushie Pigu di pelukannya.

Sebelum lanjut tidur dia minta ke kakaknya untuk diambilkan Pigu nya itu.

Tangan kecilnya terlihat ragu untuk mengetuk, tapi juga ingin sekali masuk kamar. Ia ingin melihat Papanya yang sakit.

Ia tadinya tidur di kamar kakak sulungnya, bersama Fredrick tentu saja. Tapi dia bangun lebih dahulu dari kakak-kakaknya yang lain.

" Ciel mau masuk, tapi nanti Papa telganggu. Bagaimana ya? " si kecil itu berpikir keras sampai dahinya mengeriput halus dan bibir yang maju.

" Tuan muda? Kenapa tidak masuk? " Tanya seorang pelayan yang membawa nampan dengan air hangat baru.

Aciel mendongak menatapnya, lalu mata bulatnya fokus ke sesuatu yang pelayan itu bawa. Ia pun menarik pelan baju maid yang dikenakan si pelayan supaya posisinya sedikit merendah.

" Ini apa tante? " Tanyanya sambil menunjuk mangkuk sedang di atas nampan.

Pelayan yang dipanggil tante itu menahan rasa gemasnya, sambil menunduk dan memperlihatkan isi mangkuk ia lalu menjawab dengan nada senang.

" Ini air hangat, untuk mengompres Tuan Abian."

Aciel ber oh ria sambil mengangguk paham, namun tiba-tiba ide cemerlang datang menghampirinya. Akhirnya ia bisa melihat Papa!

" Tantee bial Ciel saja yang bawa masuk, ya ya yaa " celetuk Aciel tiba-tiba dengan tatapan menggemaskannya yang dapat meluluhkan orang yang melihatnya.

Pelayan tadi mendadak memerah, pagi-pagi sudah disuguhi pemandangan indah seperti ini membuatnya berbunga-bunga.

Ia ingin memberikannya, tapi ia takut nanti Tuan kecilnya ini kenapa-napa.

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang