25

18.5K 1.6K 150
                                    


Setelah makan malam tadi, mereka sudah dalam perjalanan untuk pulang, barang-barang yang tadi mereka beli sudah lebih dulu sampai di rumah dan diurus para pelayan, atas perintah Rezvan tentunya.

Aciel sudah tertidur karena kelelahan, dia banyak bermain tadi jadi tepar duluan.

Rezvan yang menyetir menoleh ke arah Abian yang tampak ingin memberitahunya sesuatu, karena saat ia menyetir Abian selalu ketahuan meliriknya.

Jadi Rezvan berinisiatif bertanya lebih dahulu.

" Kenapa. Kau ingin sesuatu?" Suara berat Rezvan memecah keheningan.

Abian tersentak kaget, lalu menggeleng ribut.

" Jangan berbohong Aby. Beritahu aku sebelum kita sampai." Tegas Rezvan dan menatap lurus Abian yang ada di sampingnya saat lampu merah.

Abian pasrah karena ketahuan, dia sedikit memperbaiki letak Aciel yang ada di pangkuannya agar lebih mudah membuat isyarat.

" Anu..Tuan, bisakah kita singgah di apotik sebentar? Maaf jadi merepotkanmu Tuan."

Isyarat Abian lalu menundukkan kepalanya sebentar merasa menyesal merepotkan Rezvan.

Tanpa menjawab Rezvan melajukan mobilnya, menuju apotik terdekat. Walaupun di kepalanya berpikir keras untuk apa Abian ingin ke tempat itu.

Sementara itu Abian merenung karena tidak ada jawaban dari Rezvan, ia pikir Rezvan tidak sudi disuruh-suruh oleh bawahannya.

Tak lama mobil Rezvan berhenti di depan apotik yang terbuka 24 jam, dan turun untuk membukakan pintu Abian.

" Kau ingin ke apotik kan, ayo cepatlah masuk." Ujar Rezvan sembari mengambil Aciel yang tertidur lelap.

Abian tersenyum, mengangguk lalu melangkah keluar, ia kira Rezvan tidak akan membawanya kemari. Ternyata Rezvan tak sejahat itu.

" Aku akan sebentar Tuan! "  Isyarat Abian lalu berlari kecil memasuki apotik.

Rezvan menatap Abian yang berlari dan menunduk mengusap pipi lembut anaknya. Tapi tunggu, kenapa terasa hangat?

Tangan Rezvan beralih ke kening sempit Aciel, dan suhu tidak berubah, tetap hangat seperti pipinya tadi. Apakah anaknya ini demam, pikirnya.

Ia mengeratkan rengkuhannya pada tubuh kecil Aciel, memberi kehangatan lebih seraya menunggu Abian yang nampaknya sudah ada di kasir untuk membayar.

Jadi alasan Abian ke apotik karena firasatnya mengatakan anaknya ini akan demam? Benar-benar ibu yang teliti, dia jadi bangga dengan calonnya itu.

Abian datang dengan kantung kresek putih di tangannya, lalu mengambil alih Aciel.

" Cepat masuk, udaranya semakin dingin." Titah Rezvan, tangan besarnya melindungi kepala Abian agar tidak terbentur mobil dan menuntun Abian masuk dengan hati-hati lalu menutup pintu.

Setelah Rezvan masuk ia menaikkan suhu penghangat mobil dan melajukan mobilnya sedikit cepat karena jalanan yang sudah lenggang.

Sepeninggalan mobil mereka seseorang mencurigakan serba gelap muncul dari balik pohon yang tak jauh dari apotik tadi sedang menelpon seseorang.

" Kami menemukannya Bos." Ucapnya pada seseorang di seberang sana.

"...."

" Dia bersama salah satu Kyroz Bos."

"...."

" Baik Bos."

Setelah mengatakan itu telpon dimatikan sepihak oleh Bosnya, dan berlalu dari sana menghilang tanpa jejak.

AMETHYST BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang